Skip to main content

Pengertian Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah sebuah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan, fleksibilitas, dan otonomi yang lebih besar kepada sekolah, guru, dan siswa dalam merancang dan mengelola proses pembelajaran. Pendekatan ini memiliki beberapa karakteristik kunci, termasuk:

  1. Pusat pada Siswa: Kurikulum Merdeka menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran. Ini berarti bahwa siswa memiliki lebih banyak kebebasan dalam memilih materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan gaya belajar yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka sendiri.
  2. Fleksibilitas: Pendekatan ini mengizinkan sekolah dan guru untuk menyesuaikan kurikulum sesuai dengan lingkungan lokal, budaya, dan kebutuhan siswa. Ini bertujuan untuk membuat pembelajaran lebih relevan dan bermakna bagi siswa.
  3. Otonomi Sekolah: Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak otonomi kepada sekolah dalam menentukan bagaimana mereka akan mengatur dan menyusun kurikulum mereka sendiri. Hal ini mencakup pemilihan materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian.
  4. Pembelajaran Aktif dan Kolaboratif: Pendekatan ini mendorong pembelajaran aktif di mana siswa lebih banyak terlibat dalam eksplorasi, penemuan, dan pemecahan masalah. Kolaborasi antara siswa juga sangat dianjurkan.
  5. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif: Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan problem solving. Hal ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam dunia nyata.
  6. Pembelajaran Seumur Hidup: Pendekatan ini menggalakkan sikap pembelajaran seumur hidup, di mana siswa tidak hanya belajar selama di sekolah, tetapi juga terus belajar dan mengembangkan diri sepanjang hidup mereka.

Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, relevan, dan responsif terhadap kebutuhan individu dan masyarakat. Hal ini juga bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang lebih mandiri, kreatif, dan siap menghadapi perubahan dalam masyarakat dan dunia kerja.

 

Comments

Popular posts from this blog

Makalah KPK dan FPB

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)  DENGAN METODE EBIK A. PENDAHULUAN Pendidikan hendaknya mampu membentuk cara berpikir dan berprilaku anak yang positif. Tatanan berpikir yang ingin di bentuk adalah kemampuan berpikir logis, kritis, dan sistematis, sehingga dari kemampuan berpikir ini akan mengarahkan setiap orang khususnya siswa untuk berprilaku positif, terarah dan efektif. Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir setiap orang, oleh karena itu kesadaran untuk mampu mengetahui dan memahami matematika bagi siswa sangat diharapkan sudah bertumbuh sejak usia dini. Membentuk pemahaman yang utuh pada anak dalam pelajaran matematika diperlukan kecintaan terlebih dahulu terhadap matematika, oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu menciptakan “Fun Learning” di dalam kelas. Fun learning pada matematika dapat tercipta apabila seorang guru mampu mengaj...

Matematika Menurut NCTM

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dari jenjang pendidikan dasar hingga kelas XII  memerlukan standar pembelajaran yang berfungsi untuk menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir, kemampuan penalaran matematis dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan dasar yang bermanfaat. Menurut NCTM 2000, disebutkan bahwa terdapat lima kemampuan  dasar  matematika  yang  merupakan  standar  proses yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections) dan representasi (representation). Dengan mengacu pada lima standar kemampuan NCTM, maka dalam tujuan pembelajaran   matematika   menurut   Badan   Standar   Nasional.

RPP Bahasa Indonesia Kelas 3 SD/MI - Kurikulum Merdeka ganjil

RPP I Bahasa Indonesia - Kelas 3 SD/MI Kurikulum: Merdeka Satuan Pendidikan: SD/MI Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas/Semester: 3 / Genap Alokasi Waktu: 2 x 35 menit Topik/Modul Ajar: Membaca dan Menanggapi Cerita Anak Tujuan Pembelajaran Siswa dapat membaca cerita anak dengan lancar. Siswa dapat mengidentifikasi tokoh, latar, dan alur dalam cerita. Siswa dapat mengungkapkan pendapat tentang isi cerita secara lisan dan tertulis. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (10 menit) Guru menyapa siswa dan membuka pembelajaran dengan salam dan doa. Apersepsi: Guru menanyakan buku cerita atau dongeng yang pernah dibaca siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi: Guru membacakan satu cerita anak pendek (misalnya: “Kancil dan Buaya”) dengan intonasi yang tepat. Elaborasi: Siswa diminta membaca kembali secara bergiliran. Diskusi bersama: siapa tokoh utama, di mana latar cerita...