Skip to main content

hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun bahan ajar kurikululum merdeka

Menyusun bahan ajar dalam konteks Kurikulum Merdeka adalah tugas yang penting dan harus mempertimbangkan beberapa hal penting agar bahan ajar tersebut efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun bahan ajar Kurikulum Merdeka:

  1. Pemahaman Konsep Kurikulum Merdeka:
    • Sebelum menyusun bahan ajar, penting untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep dan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, termasuk pemberian kebebasan kepada siswa, pembelajaran berbasis minat, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis.
  2. Identifikasi Minat dan Bakat Siswa:
    • Pertama-tama, perlu mengidentifikasi minat dan bakat siswa. Ini dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, atau kuesioner. Ini membantu dalam merancang bahan ajar yang sesuai dengan minat individu.
  3. Penyesuaian Pembelajaran:
    • Bahan ajar harus disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa. Ini berarti bahwa berbagai materi pembelajaran, metode, dan sumber daya harus disediakan untuk memungkinkan siswa memilih apa yang sesuai dengan minat mereka.
  4. Mengutamakan Pembelajaran Aktif:
    • Bahan ajar harus dirancang untuk mendorong pembelajaran aktif dan eksploratif. Aktivitas seperti proyek, penelitian, diskusi, dan praktikum harus dimasukkan dalam bahan ajar.
  5. Fleksibilitas dalam Penggunaan Sumber Daya:
    • Bahan ajar harus mencakup berbagai sumber daya, seperti teks, video, aplikasi, dan sumber daya online. Siswa harus diberikan fleksibilitas untuk memilih sumber daya yang sesuai dengan gaya belajar mereka.
  6. Bimbingan dan Dukungan Guru:
    • Meskipun Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran mandiri, guru masih berperan sebagai fasilitator. Bahan ajar harus mencakup panduan yang membantu guru memberikan dukungan dan bimbingan saat diperlukan.
  7. Evaluasi yang Menyeluruh:
    • Bahan ajar harus mencakup metode penilaian yang sesuai dengan pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka. Ini mungkin melibatkan penilaian formatif yang berkelanjutan dan proyek penilaian yang mencerminkan kemajuan siswa.
  8. Keterlibatan Siswa dalam Perencanaan:
    • Siswa harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembelajaran mereka sendiri. Ini dapat mencakup pembuatan rencana pembelajaran pribadi atau pemilihan topik proyek.
  9. Keragaman Materi Pembelajaran:
    • Bahan ajar harus mencakup keragaman materi pembelajaran untuk mengakomodasi berbagai minat dan bakat siswa. Ini termasuk materi yang relevan dengan berbagai disiplin ilmu dan keterampilan.
  10. Pengembangan Keterampilan Hidup:
    • Bahan ajar harus mencakup pengembangan keterampilan yang relevan dengan dunia nyata, seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, serta keterampilan sosial dan emosional.
  11. Evaluasi dan Perbaikan Terus-Menerus:
    • Bahan ajar harus dilihat sebagai sesuatu yang dapat diperbaiki secara berkelanjutan. Guru harus selalu melakukan evaluasi terhadap efektivitas bahan ajar dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
  12. Kolaborasi dengan Siswa dan Orang Tua:
    • Terlibatlah dalam dialog terbuka dengan siswa dan orang tua untuk memahami bagaimana bahan ajar dapat ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Mengintegrasikan elemen-elemen ini dalam penyusunan bahan ajar Kurikulum Merdeka dapat membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih relevan, bermakna, dan sesuai dengan perkembangan individu siswa.

 

Comments

Popular posts from this blog

Makalah KPK dan FPB

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)  DENGAN METODE EBIK A. PENDAHULUAN Pendidikan hendaknya mampu membentuk cara berpikir dan berprilaku anak yang positif. Tatanan berpikir yang ingin di bentuk adalah kemampuan berpikir logis, kritis, dan sistematis, sehingga dari kemampuan berpikir ini akan mengarahkan setiap orang khususnya siswa untuk berprilaku positif, terarah dan efektif. Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir setiap orang, oleh karena itu kesadaran untuk mampu mengetahui dan memahami matematika bagi siswa sangat diharapkan sudah bertumbuh sejak usia dini. Membentuk pemahaman yang utuh pada anak dalam pelajaran matematika diperlukan kecintaan terlebih dahulu terhadap matematika, oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu menciptakan “Fun Learning” di dalam kelas. Fun learning pada matematika dapat tercipta apabila seorang guru mampu mengaj...

Matematika Menurut NCTM

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dari jenjang pendidikan dasar hingga kelas XII  memerlukan standar pembelajaran yang berfungsi untuk menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir, kemampuan penalaran matematis dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan dasar yang bermanfaat. Menurut NCTM 2000, disebutkan bahwa terdapat lima kemampuan  dasar  matematika  yang  merupakan  standar  proses yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections) dan representasi (representation). Dengan mengacu pada lima standar kemampuan NCTM, maka dalam tujuan pembelajaran   matematika   menurut   Badan   Standar   Nasional.

RPP Bahasa Indonesia Kelas 3 SD/MI - Kurikulum Merdeka ganjil

RPP I Bahasa Indonesia - Kelas 3 SD/MI Kurikulum: Merdeka Satuan Pendidikan: SD/MI Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas/Semester: 3 / Genap Alokasi Waktu: 2 x 35 menit Topik/Modul Ajar: Membaca dan Menanggapi Cerita Anak Tujuan Pembelajaran Siswa dapat membaca cerita anak dengan lancar. Siswa dapat mengidentifikasi tokoh, latar, dan alur dalam cerita. Siswa dapat mengungkapkan pendapat tentang isi cerita secara lisan dan tertulis. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (10 menit) Guru menyapa siswa dan membuka pembelajaran dengan salam dan doa. Apersepsi: Guru menanyakan buku cerita atau dongeng yang pernah dibaca siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi: Guru membacakan satu cerita anak pendek (misalnya: “Kancil dan Buaya”) dengan intonasi yang tepat. Elaborasi: Siswa diminta membaca kembali secara bergiliran. Diskusi bersama: siapa tokoh utama, di mana latar cerita...