CAPAIAN PEMBELAJARAN KURIKULUM
MERDEKA BELAJAR |
|||
|
Institusi |
: |
NAMA SEKOLAH |
|
Mata Pelajaran |
: |
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
BUDI PEKERTI |
|
Kelas |
: |
FASE A |
|
Tahun Pelajaran |
: |
|
A.
Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan
memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan
(al-ḥanīfiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samḥah), (3) akhlak mulia
(makārim al-akhlāq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta (raḥmat li al-ālamīn).
Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian
diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.,
menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari
penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari’at dan sejarah
peradaban Islam.
Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam
menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di
masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan
lain-lain mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan
menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mampu
menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak
mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri
sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun alam semesta.
Dengan
konteks Indonesia pada abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam
tentang agama sangat dibutuhkan, terutama dalam menghormati dan menghargai
perbedaan. Pelajaran agama tidak hanya membahas hubungan manusia dengan Allah
(ḥabl min Allāh), namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga negara,
sesama manusia (ḥabl min al-nās) dan
alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan yang
beragam dalam proses
belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga
diskusi- interaktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan
penemuan (inquiry and discovery learning), proses belajar
yang berpihak pada anak (student-centered learning), proses belajar yang
berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis
proyek nyata dalam kehidupan (project based learning), dan proses belajar yang
kolaboratif (collaborative learning). Berbagai pendekatan ini memberi
ruang bagi tumbuhnya keterampilan yang berharga seperti
budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan menjadi
peserta didik yang kreatif.
Melalui
muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti antara lain al- Quran dan hadis, akidah, akhlak, fiqih,
dan sejarah peradaban Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan
menguatkan terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang
hayat (min al-mahdi ila al-laḥdi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak
mulia, menyadari dirinya bagian dari penduduk dunia dengan berkepribadian dan
punya kompetensi global, mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong.
B.
Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pada praktiknya, pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditujukan untuk:
1.
memberikan
bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu
menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;
2.
membentuk
peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip
agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah) berdasar
paham ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban
Islam, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya
dengan sang pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun
lingkungan alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3.
membimbing
peserta didik agar mampu menerapkan prinsip- prinsip Islam dalam berfikir
sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil
keputusan;
4.
mengkonstruksi
kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat
sehingga berperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan terhindar dari radikalisme
ataupun liberalisme;
5.
membimbing
peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa
tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif
dalam mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya;
dan
6.
membentuk
peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian
dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan
seagama (ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara
(ukhuwwah waṫaniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku dan budayanya.
C.
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti mencakup
elemen keilmuan yang meliputi (1) Al-Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3)
Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam.
Elemen-Elemen Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
ELEMEN |
DESKRIPSI |
Al-Qur’an
dan Hadis |
Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an
dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar peserta didik dalam
memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga
menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-Qur’an dan Hadis Nabi sebagai
pedoman hidup utama seorang muslim. |
Akidah |
Berkaitan
dengan prinsip kepercayaan yang akan mengantarkan peserta didik dalam
mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta
memahami konsep tentang hari akhir serta qadā’ dan qadr. Keimanan inilah yang
kemudian menjadi landasan dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan
taat hukum. |
Akhlak |
Merupakan
perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan. Akhlak akan menjadi
mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami
pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan
antara perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela (mażmūmah). Dengan memahami
perbedaan ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari
perilaku tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta
didik juga akan memahami pentingnya melatih (riyāḍah), disiplin (tahżīb) dan
upaya sungguh- sungguh dalam mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak,
peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan,
dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta (maḥabbah).
Pendidikan Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai
sesama manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas
perbedaan agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus menjadi
mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai keseluruhan
konten dan menjadi buah dari pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti . |
Fikih |
Merupakan
interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan hukun yang berkaitan dengan
perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau hubungan dengan
Allah Swt. (‘ubudiyyah) dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia
(mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan
dan ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah dan
mu‘āmalah. |
Sejarah
Peradaban Islam |
Menguraikan
catatan perkembangan perjalanan hidup manusia dalam membangun peradaban dari
masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam (SPI) menekankan pada
kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa lalu, menganalisa pelbagai macam
peristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para
generasi terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut,
peserta didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi permasalahan dan
menghindari dari terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan.
Aspek ini akan menjadi keteladanaan (‘ibrah) dan menjadi inspirasi generasi
penerus bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya,
politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban
di zamannya. |
CAPAIAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
FASE
A (UMUMNYA UNTUK KELAS I DAN II SD/MI/PROGRAM PAKET A)
Pada
akhir Fase A, pada elemen Al-Qur’an-Hadis peserta didik dapat mengenal huruf
hijaiyah dan harakatnya, huruf hijaiyah bersambung, dan mampu membaca
surah-surah pendek Al-Qur’an dengan baik. Dalam elemen akidah, peserta didik
mengenal rukun iman, iman kepada Allah melalui nama-namanya yang agung
(asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang diembannya. Pada elemen
akhlak, peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan
sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama
manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya
tradisi memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada
di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri
mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai pendapat yang berbeda.
Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta memahami
pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya
suasana saling mendukung satu sama lain. Dalam elemen fikih, peserta didik
dapat mengenal rukun Islam dan kalimah syahadatain, menerapkan tata cara
bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat. Dalam
pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan secara sederhana
kisah beberapa nabi yang wajib diimani.
FASE
A BERDASARKAN ELEMEN
ELEMEN |
CAPAIAN
PEMBELAJARAN |
Al-Qur’an
dan Hadis |
Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan mengenal huruf hijaiyah dan
harakatnya, huruf hijaiyah bersambung, dan kemampuan membaca surah- surah
pendek Al-Qur’an dengan baik. |
Akidah |
Peserta
didik mengenal rukun iman kepada Allah melalui nama-namanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para
malaikat dan tugas yang diembannya |
Akhlak |
Peserta
didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam
ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama
orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi
dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan
sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat
pribadinya dan belajar menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik juga
terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenali
kekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung
satu sama lain. |
Fikih |
Peserta
didik mampu mengenal rukun Islam dan kalimah syahadatain, menerapkan tata
cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat |
Sejarah
Peradaban Islam |
Peserta
didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib
diimani. |
Comments
Post a Comment