Penalaran Deduktif Matematik
Penalaran adalah proses penyimpulan yang didasarkan
atas sejumlah pernyataan yang diketahui dan dianggap benar sehingga diperoleh
pernyataan baru yang sebelumnya tidak diketahui. Konsep akan penalaran ini juga
dinyatakan oleh Hasjim dan Tasai (1992:14) bahwa penalaran merupakan suatu
proses pengambilan simpulan yang bersumber dari bahan bukti atau penunjuk.
Penalaran deduktif
adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati. Nilai kebenaran
dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya
bersama-sama. Penalaran deduktif dapat tergolong tingkat rendah atau tingkat
tinggi. Adapun indikator penilaian kemampuan penalaran deduktif menurut Sumarmo
(2012) adalah:
a. Melaksanakan perhitungan berdasarkan
aturan atau rumus tertentu
b. Menarik kesimpulan logis berdasarkan
aturan inferensi, proporsi yang sesuai, peluang, korelasi antara dua variabel,
menetapkan kombinasi beberapa varibel
c. Menyusun pembuktian langsung, pembuktian
tak langsung, dan pembuktian dengan induksi matematika
d. Menyusun analisa dan sintesa beberapa
kasus
Kemampuan pada butir (a)
secara konseptual pada umumnya tergolong berpikir matematik prosuderal dan
melaksanakan perhitungan rutin, namun demikian perhitungan tertentu melibatkan
bilangan yang tergolong sukar.
3. Ranah Afektif
Menurut Sudaryono (2012:46) ranah afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap seseorang dan nilai, dan sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat
tinggi . Ciri-ciri ranah afektif menurut Sudaryono
yaitu :
1. Penerimaan yaitu: mencakup kepekaan adanya suatu
rangsangan dan kesediaan untuk memperhatikan sesuatu.
2. Partisipasi yaitu : mencakup kerelaan untuk
memperhatikan secara aktifdan turut berpartisipasi.
3. Penilaian atau penentuan sikap mencakup kemampuan
untuk member nilai terhadap sesuatu dan memposisikan diri dengan penilaian itu.
4. Organisasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
sitem nilai sebagai pedoman dan pegangan dengan menyatukan nilai-nilai berbeda.
5. Pembentukan pola hidup mencakup nilai untuk
mampumenunjukkan sikap rajin, teliti, dan disiplin.
Adapun soal-soal ranah
afektif yang dikembang dalam makalah ini adalah berupa pertanyaan-pertanyaan
tentang kebiasaan berpikir cerdas (Habits Of Mind) siswa terhadap
matematika.Adapun indikator kebiasaan berpikir cerdas (Habits Of
Mind) siswa dalam matematika meliputi kebiasaan bertidak:
1. Merasa yakin dan mampu memahami masalah matematika
2. Berusaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan masalah
matematika
3. Bekerja teliti dan tepat
4. Bertanya dan merespons secara efektif
5. Memanfaatkan pengalaman lama
6. Berpikir dan berkomunikasi dengan jelas
dan tepat
Comments
Post a Comment