Skip to main content

SAMPLING DAN ESTIMASI

SAMPLING DAN ESTIMASI

 

A.    Pengertian Sampling

Sampling adalah Proses memilih sebagian (sampel) dari kelompok besar (populasi), untuk menjadi dasar memperkirakan (estimasi) situasi atau outcome yang ada di populasi tersebut. Bagian yang diamati  disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi. Objek penelitian dapat berupa orang, umpi, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain. Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi. Sampling yang baik: penghematan biaya dan waktu menjaga keakuratan hasil-hasilnya. Secara khusus teknik sampling berguna dalam :

Ø  Estimasi parameter populasi (seperti mean populasi, varians populasi dan lain-lain.) yang tidak diketahui berdasarkan pengetahuan tentang statistik sampel (seperti mean sampel, varians sampel, dan lain-lain.) yang berkaitan.

Ø  Menentukan apakah perbedaan yang teramati pada dua sampel adalah benar-benar signifikan (berarti) atau karena variasi yang kebetulan sifatnya.

Karakteristik sampel disebut statistik yaitu bertujuan untuk menduga secara cermat parameter dari statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih. Sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi disebut galat sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus (Neter, Wasserman, Whitmore, 1979: 195). Statistik dapat membantu  menentukan sampling error hanya bila menggunakan sampel tak bias.

Sampel tak bias adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas (probability sampling). Dalam sampel probabilitas, setiap unsur populasi mempunyai nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih. Karena sampel ini mengasumsikan kerandoman (randomness), maka sampel probabilitas lazim juga disebut sebagai sampel random. Bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita memperoleh sampel pertimbangan (judgemental sampling), disebut juga sampel non-probabilitas. Untuk kedua jenis sampling ini, ada beberapa alternatif teknik penelitian sampel. Teknik penarikan sampel sering disebut rencana sampling atau rancangan sampling (sampling design).

 

B.     METODE SAMPLING

Metode sampling yaitu cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagianpopulasi. Ada tiga macam metode sampling, yaitu :

1.      Sampling tunggal, sampel yang diperlukan hanya satu sampel dari sebuahpopulasi dan besarnya sampel harus memadai sehingga dapat mewakilipopulasinya (representatif).

2.      Sampling ganda, yaitu dari sebuah populasi dapat diambil satu, satu sampelkedua, jika yang pertama dianggap belum cukup mewakili dalam pengambilankeputusan. Kemudian digabungkan untuk dijadikan sebagai bahan analisis.

3.      Sampling multiple (lebih dari dua), yaitu untuk memenuhi asumsi bahwapengambilan keputusan masih dirasa belum cukup hanya dari dua sampel saja.Alasan-alasan dipilihnya metode sampling, yaitu :

a.       Objek penelitian yang homogen

b.      Objek penelitian yang mudah rusak 

c.       Penghematan biaya dan waktu.

d.      Masalah ketelitian.

e.       Ukuran populasi

C.    Rancangan Sampling

Ada empat rancangan sampling dalam kategori sampel probabilitas: (1) sampling random sederhana, (2) sampling sistematis, (3) sampling berstrata, dan (4) sampling Master. Kita akan membicarakan hal-hal praktis dari setiap rancangan ini. Sampling random sederhana adalah yang paling banyak dipakai. Untuk menarik sampel seperti ini, kita dapat menuliskan semua unsur populasi dalam secarik kertas, kemudian mengundinya sampai kita memperoleh jumlah yang dikehendaki. Unsur-unsur yang jatuh itulah yang menjadi sampel. Cara ini tidak praktis bila populasinya besar. Karena itu, umumnya peneliti menggunakan cara kedua: menggunakan tabel random (lihat Lampiran 3). Apa pun metode yang digunakan, sampling random sederhana harus memiliki kerangka sampling (sampling frame). Kerangka sampling adalah daftar lengkap semua unsur populasi. Jadi, bila populasi kita penduduk Desa Bojongsalam, maka kita harus memiliki daftar penduduk Desa Bojongsalam yang lengkap, kita harus menomori setiap orang dari 1 sampai N. Berdasarkan kerangka sampling, ditarik sejumlah orang, yang nanti menjadi sampel.

Sampling sistematis juga menggunakan kerangka sampling. Hanya di sini, unsure yang pertamalah yang dipilih secara random. Unsur-unsur lainnya ditarik dengan mengambil jarak tertentu. Misalnya, populasi berjumiah 1000. Kita hanya memerlukan 40 unsur. Perbandingan ukuran populasi dengan ukuran sampel, yakni 40/1000 = 25, disebut sampling rasio. Untuk contoh kita, misalkan unsur yang pertama kita pilih nomor 10. Nomor-nomor berikutnya yang menjadi sampel ialah 35, 60, 85, 110, ..., 960, 985. Sampling berstrata, seperti ditunjukkan namanya, melibatkan pembagian populasi ke dalam kelas, kategori, atau kelompok yang disebut strata. Karakteristik strata boleh jadi kota, daerah, suku bangsa, jenis kelamin, status, usia, dan sebagainya.

Ada dua jenis sampel strata: proporsional dan disproporsional. Dalam sampel strata

proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata. Angka yang menunjukkan berapa persen dari setiap strata diambil disebut pecahan sampling (sampling fraction). Pada sampel strata, pecahan sampling untuk setiap strata sama. Cara ini akan mengalami kesukaran bila ada sebagian strata yang jumlahnya terlalu kecil atau sebagian lagi terlalu besar. Bila ada 10.000 orang mahasiswa dan 10 orang dosen, lalu dari setiap strata kita ambil 10%, kita memperoleh sampel yang terdiri dari 1.000 orang mahasiswa dan I orang down. Dalam hal seperti itu disarankan metode sampling strata disproporsional. Di sini, dari setiap strata diambil jumlah sampel yang sama. Nanti dalam analisis data, dan data untuk setiap strata dikalikan dengan bobot strata tersebut.

Sampling klaster (cluster sampling) dilakukan bila kita tidak mempunyai kerangka sampling. Misalnya, kita ingin meneliti anak-anak SD Kotamadya Bandung. Tidak mungkin kita menghimpun semua anak SD dalam daftar. Selain mungkin daftar itu akan terlalu panjang, data tentang itu sukar diperoleh. Bila daftar nama anak SD sukar kita buat, kelompok anak berdasarkan nama sekolahnya mudah kita buat. Kelompok anak itu disebut klaster. Master dapat berupa sekolah, kelas, kecamatan, desa, RW, RT, dan sebagainya. Bila klaster itu bersifat geografis, sampling klaster dapat dilakukan satu tahap (single stage). Misalnya, kita ingin meneliti penduduk Desa Bojongsalam. Desa ini terdiri dari 12 RK. Dari daftar RK, kita pilih secara random 3 RK. Semua umpi pada 3 RK itu kita jadikan sampel. Bila pada setiap RK kita memilih hanya 4 RT saja secara random, kita melakukan sampel klaster banyak tahap (multistage).

Rancangan sampling nonprobabilitas, seperti disebutkan di atas, tidak menggunakan prinsip kerandoman. Yang termasuk ke sini antara lain: (1) sampling kebetulan (accidental sampling), yaitu mengambil sampel siapa saja yang ada atau kebetulan ditemui, (2) sampling kuota (quota sampling), yaitu menetapkan jumlah tertentu untuk setiap strata lalu meneliti siapa saja yang ada sampai jumlah itu terpenuhi, (3) sampling purposif, yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap - berdasarkan penilaian tertentu - mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis, tidak berlaku bagi rancangan sampling nonprobabilitas.

 

D.      Sampling acak (random sampling)

Suatu kesimpulan yang diambil berdasarkan sampel harus:

Ø  valid

Ø  dapat dipercaya

Sampel dipilih sedemikian hingga mewakili populasi sampling acak (setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel). Suatu teknik untuk mendapatkan sampel acak adalah dengan memanfaatkan bilangan acak (random numbers).

Populasi terhingga dan tak terhingga

Ø  Populasi terhingga (finite population) adalah populasi yang jumlah seluruh anggotanya tetap dan dapat didaftar.

Ø  Populasi tak terhingga (infinite population) memiliki anggota yang banyaknya tak terhingga.

Sampling dengan dan tanpa pergantian

Ø  Sampling dimana setiap anggota sebuah populasi bisa terpilih lebih dari sekali (terpilih kembali setelah terpilih sebelumnya) disebut sampling dengan pergantian.

Ø  Jika anggota populasi tidak bisa terpilih lebih dari sekali (yang telah terpilih tidak bisa dipilih lagi) disebut sampling tanpa pergantian.

Ø  Untuk sebuah populasi yang tak terhingga, sehimpunan variable acak X1, X2, X3, …, Xn-1, Xn, yang dapat mengambil berapa saja nilai yang mungkin akan membentuk sebuah sampel acak dari populasi jika :

Ø  Xi saling bebas secara statistic

Ø  Masing-masing Xi mengikuti fungsi distribusi probabilitas yang mengatur populasi

Ø  Untuk suatu populasi terhingga sejumlah N, jika sampling dilakukan tanpa pergantian, sehimpunan variabel acak X1, X2, X3,…, Xn-1, Xn, yang dapat mengambil berapa saja nilai yang mungkin akan membentuk sebuah sampel acak dari populasi jika :

Ø  sampling dilakukan dengan cara sedemikian hingga seluruh kombinasi NCn sampel yang mungkin, memiliki probabilitas yang sama untuk bisa terpilih.

 

E.      Distribusi sampling

Seluruh kemungkinan sampel berukuran n yang dapat dibentuk dari suatu populasi:

untuk masing-masing sampel dapat dihitung sebuah statistic sampel seperti mean, deviasi standard, dll., yang nilainya tentu akan berbeda-beda à bisa diperoleh suatu distribusi dari nilai statistik sampel-sampel tersebut. Distribusi ini dinamakan distribusi sampling.

Ø  distribusi sampling dari mean sampel (sampling distribution of the mean)

Ø  distribusi sampling dari deviasi standard, varians, median, proporsi, dll

Kemudian terhadap masing-masing jenis distribusi sampling inipun dapat dihitung nilai-nilai mean, deviasi standard (error standard), dll.

a.      Distribusi sampling dari mean

Distribusi sampling dari mean-mean sampel adalah distribusi mean-mean aritmetika dari seluruh sampel acak berukuran n yang mungkin yang dipilih dari sebuah populasi.

Mean dan deviasi standart distribusi sampling mean

Untuk nilai n yang besar (n > 30), distribusi sampling mean mendekati suatu distribusi normal terlepas dari bentuk asli distribusi populasinya. Jika populasinya memiliki distribusi normal,maka distribusi sampling mean juga terdistribusi secara normal untuk nilai n berapapun (tidak tergantung ukuran sampel). Deviasi standard dari sebuah distribusi sampling mean disebut

juga dengan error standard daripada mean.

Ø  Jika sampling dilakukan tanpa pergantian dari suatu populasi terhinga berukuran N, maka:

Ø  Jika sampling dilakukan dengan pergantian atau populasinya tak terhingga, maka:

Contoh soal:

Lima ratus cetakan logam memilki berat rata-rata 5,02 N dan deviasi standard 0,30 N. Probabilitas bahwa suatu sampel acak dengan ukuran sampel 100 cetakan yang dipilih akan mempunyai berat total antara 4,96 sampai 5,00 N dapat ditentukan sbb. Distribusi sampling mean persoalah diatas memiliki:

Seratus sampel cetakan memiliki berat total 496 sampai 500 N jika rata-ratanya adalah 4,96 sampai 5,00 N. Jadi dengan menggunakan table distribusi normal standard skor z adalah:

b.      Distribusi sampling dari proporsi

Distribusi sampling dari proporsi adalah distribusi proporsi-proporsi dari seluruh sampel acak berukuran n yang mungkin yang dipilih dari sebuah populasi.

Ø  Jika probabilitas sukses populasi adalah π sementara probabilitas gagalnya adalah q =1 - p dan samplingnya tanpa pergantian dari populasi terhinga berukuran N

Ø  Jika sampling dilakukan  dengan pergantian atau populasinya tak terhingga, maka:

Untuk nilai n yang besar (n > 30), distribusi sampling proporsi mendekati suatu distribusi normal. Sedangkan populasinya mengikuti distribusi binomial. Perlu diperhatikan bahwa proporsi adalah variabel diskrit sehingga diperlukan faktor koreksi (±1/2n ) dalam mengubahnya kedalam skor z untuk menentukan probabilitas (kurang/lebih dari) suatu nilai proporsi tertentu dengan menggunakan tabel distribusi normal.

Contoh soal:

Divisi pengendalian mutu pabrik perkakas mesin mencatat bahwa 2 % dari mata bor yang diproduksi mengalami cacat. Jika dalam pengiriman satu batch produk terdiri dari 400 mata bor, tentukan probabilitas banyaknya mata bor yang cacat 3 % atau lebih?

Distribusi sampling proporsi,

Koreksi untuk variabel diskrit =1/2n = 1/(2)(400) ==1/800 = 0,00125. Proporsi (3 %) setelah dikoreksi, P = 0,03 - 0,00125 = 0.02875 Skor z untuk P = 0,02875 adalah:

Maka probabilitas mata bor yang cacat dengan proporsi lebih dari 3 %:

c.       Distribusi sampling dari perbedaan dan penjumlahan

Terdapat dua populasi Untuk setiap sampel berukuran n1 dari populasi pertama dihitung sebuah statistik S1 dan menghasilkan sebuah distribusi sampling dari statistik S1 yang memiliki mean ms1 dan deviasi standard ss1. Dari populasi kedua, untuk setiap sampel berukuran n2 dihitung statistik S2 yang akan menghasilkan sebuah distribusi sampling dari statistik S2 yang memiliki mean ms2 dan deviasi standard ss2.

Ø  Distribusi sampling perbedaan S1 – S2 memiliki:

Distribusi sampling penjumlahan S1 + S2 memiliki

Contoh soal:

Lampu bohlam A memiliki daya tahan rata-rata 1400 jam dan deviasi standard 200 jam, sementara lampu B memiliki daya tahan rata-rata 1200 jam dengan deviasi standard 100 jam. Jika dari masing-masing produk dipilih 125 bohlam sebagai sampel, maka probabilitas bahwa bohlam A memiliki daya tahan sekurang-kurangnya 160 jam lebih lama dibandingkan bohlam B dapat ditentukan sebagai berikut Mean dari distribusi sampling perbedaan daya tahan bohlam A dan B:

Deviasi standardnya adalah:

Skor z untuk perbedaan mean 160 adalah:

Jadi probabilitas yang akan ditentukan adalah:

 

F.     Pengertian Estimasi

Dugaan (Estimate) : nilai spesifik atau kuantitas daripada sebuah statistic misalnya: nilai mean sampel, persentase sampel, atau varians sampel. Penduga (Estimator) : setiap statistik (mean sampel, persentase sampel, varians sampel, dan lain-lain) yang digunakan untuk menduga sebuah parameter. Penduga tak-bias (unbiased estimator) : sebuah penduga yang menghasilkan suatu distribusi sampling yang memiliki mean sama dengan parameter populasi yang akan diduga. Penduga terbaik (best estimator): penduga yang memenuhi syarat-syarat sebagai suatu penduga tak-bias dan juga memiliki varians yang terkecil (minimum). Teori pendugaan (ESTIMASI/PENAKSIRAN) adalah suatu proses dengan menggunakan statistic sampel untuk menduga parameter populasi. Dalam membuat estimasi harga parameter populasi, seyogyanya variable random harga statistic sampel tidak bervariasi terlalu jauh dari harga parameter populasi yang konstan. Misalnya, jika μ merupakan mean populasi dan X merupakan penduga bagi μ, maka dalam menggunakan X sebagai penduga kita harus berharap variable random X tidak akan menyimpang terlalu jauh dari μ. Penduga yang baik memiliki beberapa sifat:

1. Tidak bias/ Unbiased

2. Efisien

3. Konsisten

a. Cara menduga harga parameter

Harga parameter dapat diestimasikan/ diduga dengan dua cara, yakni:

1.      Point estimation (Pendugaan Titik)

Adalah suatu nilai (suatu titik) yang digunakan untuk menduga suatu parameter populasi.

¡  penduga titik untuk m

 

¡  penduga titik untuk s2

 

¡  penduga titik untuk P

                                        

 

dengan:


2.       Interval  estimation (PendugaanInterval).

Adalah suatu interval yang menyatakan selang dimana suatu parameter populasi mungkin berada.  Dalam prakteknya, pendugaan tunggal yang terdiri atas satu angka tidak memberikan gambaran mengenai berapa jarak/ selisih nilai penduga tersebut terhadap nilai sebenarnya. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa suatu nilai dugaan tidak mungkin dapat dipercaya 100%.  Pendugaan interval menunjukkan pada interval berapa suatu parameter populasi akan berada yang dibatasi oleh dua nilai, yang disebut nilai batas bawah dan nilai batas atas.

Misal: rata–rata modal akan terletak dalam interval antara 95juta – 105 juta. Kita mengharapkan bahwa nilai rata–rata sebenarnya akan terletak didalam interval tersebut. Interval yang demikian disebut interval keyakinan atau selang keyakinan. Untuk membuat pendugaan interval, harus ditentukan terlebih dahulu besarnya koefisien keyakinan atau tingkat keyakinan, yang diberi symbol 1-α. Besarnya nilai 1-α, misalnya adalah 90%, 95%, 99%, atau yang lainnya. Perhatikan kurva normal berikut: (luaskurva= 1 atau100%).

 

1-α: koefisien keyakinan/ tingkat keyakinan

α : taraf signifikan atau besarnya kesalahan yang ditolerir dalam membuat keputusan

P(-zα/2<Z<zα/2) = 1 –α dimana Z = (X-μ)/(σ/√n)

 

 

Terdapat 2 rumus pendugaan interval rata –rata μ, yaitu:

 

1.      Rumus ini berlaku untuk sampel besar (n≥30)

a.       Dari populasi yang tak terbatas atau dari populasi terbatas akan tetapi penarikan sampel dilakukan dengan pengembalian.

Interval kepercayaan (1 - a) untuk menduga rata-rata m, bila s diketahui

 


                                                                                                             

Bila s tidak diketahui, maka dapat digunakan penduga dari s yaitu S.

Contoh:

Mean dan simpangan baku dari IPK sekelompok 36 orang mahasiswa adalah 2.6 dan 0.3. Tentukan selang kepercayaan 95% dan 99% untuk nilai mean-nya.

Jawab: Titik estimasi adalah x = 2.6. Karena cuplikan berukuran besar, simpangan baku σ dapat didekati dengan s = 0.3. Nilai z yang memberikan luas daerah dibawah kurva sebesar 0.025 disebelah kanan, atau 0.975 disebelah kiri, adalah z 0.025= 1.96 (dariTabel). Oleh karena itu, selang kepercayaan 95% adalah

2.6  - (1.96)(0.3/√36) < μ< 2.6 + (1.96)(0.3/√36)

 

atau: 2.50 < μ< 2.70

 

Dengan cara yang sama, selang kepercayaan 99% memerlukan z0.005= 2.575 dan selang kepercayaan ini adalah:

2.6 -(2.575)(0.3/√36) < μ< 2.6 + (2.575)(0.3/√36)

atau: 2.47 < μ< 2.73

Terlihat selang ini lebih lebar dari sebelumnya.

 

b.      Pendugaan perameter proporsi P:

Interval kepercayaan (1 - a) untuk menduga proporsi P adalah:

 

 

c.       Pendugaan parameter beda dua rata-rata (m1 - m2)

Interval kepercayaan (1 - a) untuk menduga beda dua rata-rata m1 - m2 :

 

                                                                                                                

2.      Rumus ini berlaku untuk Sampel Kecil ( n  < 30 )

a.       Pendugaan parameter rata-rata m :Interval kepercayaan (1 - a) untuk menduga rata-rata m. dengan sampel kecil, bila s tidak diketahui adalah:

                                                                                                                    

 

Contoh:

Diketahui data dengan ukuran 25, mempunyai rata-rata 50 dan standard deviasi 8. Berapa interval kepercayaan untuk menyatakan populasi bila ditentukan derajat kepercayaan 90%?

                                                                                                                    

b.      Pendugaan parameter beda dua rata-rata (m1 - m2)

Ø  Misalkan diketahui dua populasi masing-masing mempunyai rata-rata m1 dan m2 , dan distribusinya mendekati normal.

Ø  Misalkan variansi dua populasi itu sama yaitu s12 = s22 = s2 tetapi tidak diketahui berapa besarnya.

 

                                                                                                                               

Simpangan baku gabungan adalah

                                                                                                               

 

Ø  bila variansi dua populasi itu tidak sama besarnya yaitu s12 ¹ s22 dan kedua variansi tidak diketahui nilainya, maka interval kepercayaan (1-a)  untuk beda dua rata-rata (m1 - m2) dari dua populsai tersebut adalah :              

 

 

 

dengan derajat kebebasan :

 

 

                                                                                                                 

                                                                                                                                    

c.       Pendugaan parameter beda dua rata-rata (m1 - m2) jika kedua sampel tidak bebas :

Misalnya bila pengamatan dalam kedua sampel diambil secara berpasangan sehingga kedua sampel saling terkait, maka interval kepercayaan (1-a)  untuk beda dua rata-rata (m1 - m2 = md) dari dua populasi tersebut adalah :

                                                                                                              

Dimana derajat kebebasan u = n - 1

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

RPP Bahasa Indonesia Kelas 3 SD/MI - Kurikulum Merdeka ganjil

RPP I Bahasa Indonesia - Kelas 3 SD/MI Kurikulum: Merdeka Satuan Pendidikan: SD/MI Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas/Semester: 3 / Genap Alokasi Waktu: 2 x 35 menit Topik/Modul Ajar: Membaca dan Menanggapi Cerita Anak Tujuan Pembelajaran Siswa dapat membaca cerita anak dengan lancar. Siswa dapat mengidentifikasi tokoh, latar, dan alur dalam cerita. Siswa dapat mengungkapkan pendapat tentang isi cerita secara lisan dan tertulis. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (10 menit) Guru menyapa siswa dan membuka pembelajaran dengan salam dan doa. Apersepsi: Guru menanyakan buku cerita atau dongeng yang pernah dibaca siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi: Guru membacakan satu cerita anak pendek (misalnya: “Kancil dan Buaya”) dengan intonasi yang tepat. Elaborasi: Siswa diminta membaca kembali secara bergiliran. Diskusi bersama: siapa tokoh utama, di mana latar cerita...

Makalah KPK dan FPB

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)  DENGAN METODE EBIK A. PENDAHULUAN Pendidikan hendaknya mampu membentuk cara berpikir dan berprilaku anak yang positif. Tatanan berpikir yang ingin di bentuk adalah kemampuan berpikir logis, kritis, dan sistematis, sehingga dari kemampuan berpikir ini akan mengarahkan setiap orang khususnya siswa untuk berprilaku positif, terarah dan efektif. Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir setiap orang, oleh karena itu kesadaran untuk mampu mengetahui dan memahami matematika bagi siswa sangat diharapkan sudah bertumbuh sejak usia dini. Membentuk pemahaman yang utuh pada anak dalam pelajaran matematika diperlukan kecintaan terlebih dahulu terhadap matematika, oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu menciptakan “Fun Learning” di dalam kelas. Fun learning pada matematika dapat tercipta apabila seorang guru mampu mengaj...

Matematika Menurut NCTM

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dari jenjang pendidikan dasar hingga kelas XII  memerlukan standar pembelajaran yang berfungsi untuk menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir, kemampuan penalaran matematis dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan dasar yang bermanfaat. Menurut NCTM 2000, disebutkan bahwa terdapat lima kemampuan  dasar  matematika  yang  merupakan  standar  proses yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections) dan representasi (representation). Dengan mengacu pada lima standar kemampuan NCTM, maka dalam tujuan pembelajaran   matematika   menurut   Badan   Standar   Nasional.