Skip to main content

Model - Model Memori ( Pembelajaran )

PENDAHULUAN

 

Memori atau sering kita kenal sebagai ingatan adalah penahanan/penyimpanan informasi yang berlangsung dari waktu ke waktu. Pemrosesan informasi dalam memory melibatkan kegiatan penyandian atau pengkodean (encoding), penyimpanan (storage) dan pengambilan kembali (retrieval). Dalam bahasa sehari-hari kegiatan encoding umum dikenal dengan istilah atensi/perhatian atau belajar.

 Memori manusia sungguh unik, luar biasa, dan menyimpan banyak misteri. Betapa tidak. Ada orang yang sangat mudah melupakan informasi yang baru diterimanya beberapa menit yang lalu. Namun ada juga orang yang dapat mengingat dengan rinci setiap hal yang berkaian dengan suatu kejadian yang menimpanya 25 tahun yang silam. Ada juga orang dengan kemampuan luar biasa dalam mengingat banyak sekali rumus matematika. Oleh karena itu, para ahli psikologi terus berupaya melakukan penelitian dan pengkajian tentang memori, agar lebih semakin terungkap hal-hal apa saja yang berhubungan dengan memori, bagaimana seseorang dapat dengan mudah melupakan sesuatu informasi, dan bagaimana seseorang juga dapat menyimpan informasi dalam otaknya selama bertahun-tahun. Penelitian atau pengkajian tentang seluk beluk yang berkaitan dengan memori menjadi sangat penting terutama untuk dapat ditemukan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan memori.

Ada empat model teori tentang memori yang akan dibahas di dalam makalah ini, diantaranya adalah: Model Attkinson Shiffrin yang membagi memori menjadi tiga berdasarkan model penyimpanan memori (storage) yaitu memori : sensoris, Ingatan Jangka Pendek (short-term memory),  dan Ingatan Jangka Panjang (long term memory). Model ini juga memuat proses kontrol sebagaimana strategi mengulang informasi untuk menyimpan dalam memori.

Model memori yang kedua adalah Model Level Pendekatan Pemrosesan. Model memori ini berpendapat bahwa Informasi yang bermakna (meaningfull) dan diolah semakin dalam (deep), akan lebih lama bertahan  dari pada sebaliknya.

Model memori yang ketiga adalah Model Tulving. Tulving membagi memori berdasarkan sifat informasi yang disimpan, yaitu Declaratif memori dan Procedural memori.

Model memori terakhir yang akan dibahas didalam makalah ini adalah  Model Parallel Distributed Processing Approach (PDP). Pendekatan ini memberi gambaran beberapa ciri penting dari memori, seperti fakta bahwa jika seseorang menyebut kata atau nama, kita secara serta merta mengingat sejumlah item dan fakta bahwa kita seringkali dapat memperoleh kembali informasi yang benar dari petunjuk itu, sekalipun satu dari  petunjuk itu keliru.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Model – Model Memori

 

 

I.     Model Atkinson-Shiffrin

Description: tipe2.jpgModel ini dikembangkan oleh Rihard Atkinson dan Richard Siffrin (1968). Mereka membagi memori menjadi tiga berdasarkan model penyimpanan memori (storage) yaitu memori : sensoris, Ingatan Jangka Pendek (short-term memory),  dan Ingatan Jangka Panjang (long term memory). Model Atkinson-Shiffrin  berpendapat bahwa informasi yang berasal dari memori sensori (panca indra) akan memasuki ingatan jangka pendek, dimana informasi tersebut dapat dipertahankan dengan pengulangan/dapat hilang dengan adanya peralihan. Dari ingatan jangka pendek, informasi dapat bergerak menuju ke ingatan jangka panjang. Ingatan jangka panjang dianggap mempunyai kapasitas yang tidak terbatas tetapi mudah mengalami kegagalan pengingatan kembali. Agar kode informasi dapat disusun menjadi ingatan jangka panjang, informasi tersebut haruslah ditransfer kedalam ingatan jangka pendek. Hal ini merupakan asumsi yang sangat penting yang menghubungkan ingatan tersebut.  Atkinson dan Shiffrin  menggambarkan proses penyimpanan memori seperti pada diagram berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1: Diagram Penyimpanan Memori Menurut Model Atkinson-Shiffrin  

1.        Memori Sensoris

 

Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.

Contohnya proses dari sensori motorik ini dapat kita lakukan dalam peristiwa sehari-hari, yaitu apabila anda melihat sekilas deretan nama dalam absen kelas anda, tiba-tiba anda melihat satu nama yang asing maka anda cenderung untuk memperhatikannya kembali. Proses melihat sekilas kemudian ternyata ada yang berbeda dan memperhatikannya kembali, menunjukan proses memori-sensorik.

 

A.    Encoding dalam memori-sensoris

 

Pada saat mata kita melihat sesuatu, atau telinga mendengar sesuatu, informasi dari indera-indera itu akan berubah dalam bentuk impuls-impuls neural dan dihantar ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses ini berlangsung dalam sepersekian detik. Sinar yang mengenai retina diterima oleh reseptor-reseptor yang ada, kemudian sinar tersebut ditransformasikan bentuknya ke dalam impuls-impuls neural dan dikirim ke otak.

 

B.     Storage dalam memori-sensoris

 

Memori sensoris ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar, tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang. Berbagai penelitian menunjukan bahwa informasi yang disimpan dalam memori sensoris akan mulai menghilang setelah sepersepuluh detik dan hilang sama sekali setelah satu detik. Mekanisme semacam ini penting sekali artinya dalam hidup manusia karena hanya dengan memori seperti inilah kita bisa menaruh perhatian pada sejumlah kecil informasi yang relevan atau berguna untuk hidup kita.

Contohnya saat kita melihat piring yang bergeser dan hendak jatuh. Mungkin saat piring bergerak kita belum tentu dengan reflek menangkapnya, tetapi kesan tersebut disimpan dan langsung ditimbulkan kembali dalam gerakan menangkap piring yang hendak jatuh tadi.

Berikut beberapa cirri-ciri dari memori sensoris yaitu:

a.       Informasi yang diterima berasal dari panca indera (mis : penglihatan, pendengaran, dll)

b.      Memori sensorik cukup pendek dan akan hilang segera setelah apa yang dirasakan berakhir

c.       Informasi yang diterima hanya disimpan sementara (2-3 detik)

 

II.      Memori Jangka Pendek

Memori jangka pendek atau sering juga disebut dengan Short-term Memory atau Working Memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.

 

A.    Encoding dalam memori jangka pendek

 

Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti dalam memori sensoris, yaitu rangsang diterima oleh indera, diubah bentuknya menjadi impuls-impuls neural dan dikirim ke otak. Akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenai oleh suatu proses yang disebut Control Processes, yaitu suatu proses yang mengatur lajur dan mengalirnya informasi.

Informasi yang masuk melaui indera dan disimpan dalam memori sensoris dapat dianggap sebagai bahan mentah yang jumlahnya banyak sekali. Kemudian jumlah yang banyak itu akan diseleksi menurut beberapa cara dalam control processes. Pertama, informasi yang masuk, entah itu bentuk, warna, bau, atau nada, akan dirujukan ke gudang informasi dalam memori jangka panjang. Di sana pola-pola informasi itu dibanding-badingkan dengan pola-pola yang sudah ada. Dengan demikian akan terpilih informasi yang sudah dikenal, atau yang punya arti. Proses encoding seperti ini disebut Pattern Recognition. Mekanisme lain yang digunakan untuk menyeleksi informasi ini adalah attention (atensi atau perhatian). Perhatian ini menyaring informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek sehingga hanya sebagian kecil yang boleh lewat.

 

B.     Storage dalam memori jangka pendek

 

Kapasitas dalam memori  jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu bisa dilihat dengan percobaan yang disebut Memory-Span Task, seperti berikut  :

Coba bacalah deretan angka di bawah ini satu persatu dengan selang waktu kurang lebih satu detik, lalu mendongaklah dan ulangi deretan angka tersebut :

5 7 9 1 4 6 3

Lalu coba dengan deretan berikut ini :

3 5 1 4 6 2 9 6 7

Kecuali ingatan anda sudah terlatih, anda mungkin tidak mampu mereproduksi deretan angka yang kedua. Sekarang coba baca abjad-abjad berikut dan ulangi tanpa melihat deretan abjad-abjad tersebut

DI KT IHA NK AMD EP DA G RI

Kemungkinan besar anda tidak berhasil. Tetapi bila yang disajikan adalah berikut ini, tentu hasilnya akan berbeda :

DIKTI HANKAM DEPDAGRI

Mengapa sekarang anda bisa menghafal semua abjad yang disajikan?. Anda sudah kenal kesatuan-kesatuan abjad tadi.

 

C.    Retrieval dalam memori jangka pendek

 

Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek, yaitu :

a.       Parallel Search, informasi yang disimpan dalam memori ditelusuri sekaligus. Misalnya mengingat paras muka seseorang dilanjutkan dengan mengingat namanya.

b.      Serial Search, penelusuran informasi dilakukan pada satu kesatuan informasi satu persatu. Contohnya bila nada mempunyai daftar nama orang yang akan dikirimi undangan, kemudian anda ditanya Pak Suryo sudah dicatat belum? Maka secara otomatis anda akan mengingat daftar nama orang yang akan diundang satu persatu. Semakin panjang daftarnya, semakin lama waktu yang digunakan untuk mengingatnya.

 

III. Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjang atau sering juga disebut dengan long-term memory adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.

 

A.    Encoding dalam memori jangka panjang

Prosesnya tetap berawal pada memori sensoris yang mengubah informasi menjadi impuls-impuls dan megirimkan ke otak. Dalam memori jangka-pendek informasi tersebut sudah diseleksi berdasarkan Control Processes. Untuk dapat masuk ke dalam memori jangka panjang, perlu dilakukan proses selanjutnya, yaitu Semantic atau Imagery Coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Bila kita mendengar seseorang berkata, “Budi dipukul Ali sampai pingsan”, maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Ali dipukul Budi sampai pingsan”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama.

Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan kalimat itu, maka kita melakukan “Semantic coding”; tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Ali atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan Imagery coding.

 

B.     Storage dalam memori jangka panjang

 

Proses encoding dalam memori jangka panjang dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti dari informasi itu bagi organisme, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.

Selain daripada itu, kapasitas memori jangka panjang ternyata juga amat besar. Ini memungkinkan penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang diperoleh sepanjang hidup organisme. Meskipun demikian, memori masih bekerja sangat efisien yaitu dengan jalan me- reorganisasi informasi yang diterima dari memori jangka pendek. Reorganisasi ini erat hubungannya dengan proses retrieval atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan.

 

C.    Retrieval dalam memori jangka panjang

 

Dijelaskan di atas bahwa penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang sangat terorganisir. Organisasi informasi ini besar faedahnya karena kapasitas memori ini luar biasa besarnya. Bila tidak terorganisir, maka proses mengingat satu informasi sederhana saja seperti “Umur berapa anda mulai belajar menulis?”, sangat sulit untuk dijawab walaupun sudah diberi petunjuk yang cukup jelas.

Informasi yang tersimpan itu sifatnya terorganisasi, maka bila diberi petunjuk (retrieval cues), maka proses mengingat itu hanya akan berlangsung beberapa detik saja. Retrieval cues juga dipengaruhi oleh Internal state (kondisi internal seseorang). Bila terjadi kondisi internal yang sama atau sejenis, maka hal yang menyebabkan kesamaan kondisi internal itu dapat menjadi retrieval cues yang berguna dalam proses mengingat kembali.

Contohnya apabila anda merasa senang (kondisi internal) karena belajar psikologi faal untuk UAS dengan pacar anda. Bila saat ujian UAS anda duduk bersebelahan dengan pacar anda, maka kondisi internal yang terjadi cenderung sama dengan saat anda belajar. Hal tersebut dapat menjadi retrieval cues untuk menimbulkan ingatan-ingatan yang disimpan saat belajar. Sebaliknya, apabila saat UAS psikologi faal anda duduk bersebelahan dengan orang yang anda benci (Misalnya saingan anda), maka kondisi internalnya jauh berbeda dengan saat anda belajar, maka kondisi internal tersebut tidak membantu munculnya retrieval cues. Proses mengingat dalam memori jangka panjang ini sangat penting, oleh sebab itu banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkannya.

 

II.      Model Pendekatan Level of Processing

Pada tahun 1972, Craik dan Lockhart telah menulis sebuah artikel tentang pendekatan kedalaman dari pemrosesan atau pengolahan informasi, dan artikel tersebut menjadi salah satu publikasi yang paling berpengaruh dalam sejarah riset tentang memori. Pendekatan kedalaman dari pemrosesan atau pengolahan informasi ini memperlihatkan bahwa pendalaman (pengolahan informasi secara mendalam), semacam pengolahan penuh makna dari informasi menjadikan informasi tersebut lebih tetap tersimpan dibandingkan dengan hanya diolah secara dangkal, semacam pengolahan dengan indra saja. (Teori ini juga disebut pendekatan tingkat dari pemrosesan).

Penelitian yang dilakukan oleh Craik dan Lockhart terhadap beberapa orang responden menyimpulkan bahwa “responden akan mengingat lebih banyak kata bila yang diminta adalah menilai satu maksud/arti kata-kata” (sebagai contoh, apakah itu akan cocok dalam suatu kalimat, dibanding satu penampilan phisik dari kata tersbut (sebagai contoh, apakah itu diketik di dalam huruf besar) atau bunyi serasinya (sebagai contoh, apakah itu bersajak dengan kata lain). Secara umum, orang-orang akan mencapai satu kedalaman lebih besar tentang pengolahan informasi bila mereka menyadap lebih banyak maksud/arti dari suatu stimulus. Craik dan Lockhart mengemukakan bahwa seseorang dapat menganalisis stimuli dalam tingkat yang berbeda. Termasuk dalam tingkat yang “shallow” atau dangkal adalah analisis yang menyangkut bentuk fisik atau karakteristik yang berkaitan dengan indra. Stimuli yang diolah pada tingkat shallow lebih mungkin untuk cepat dilupakan. Tingkat yang lebih dalam lagi adalah menganalisis stimuli dalam istilah yang bermakna. Ketika anda menganalisis stimuli secara demikian, anda sangat mungkin akan memikirkan hubungan, gambaran, dan pengalaman masa lalu lain yang mungkin berkaitan dengan stimuli tersebut. Menganalisis stimuli pada tingkat yang lebih dalam seperti itu lebih mungkin untuk menjadikan stimuli tersebut diingat (tidak cepat dilupakan).

Craik dan Lockhart juga memperhatikan masalah latihan/ulangan (rehearsal), suatu proses untuk memutar informasi melalui memori. Craik and Lockhart mengemukakan adanya dua macam latihan/ulangan, yaitu latihan/ulangan yang dimaksudkan untuk perawatan (maintenance rehearsal), yang dilakukannya hanya dengan mengulang-ulang stimuli tersebut secara diam-diam untuk diri sendiri, dan latihan/ulangan yang dimaksudkan untuk mengembangkan simuli yang disebut dengan latihan/ulangan pengembangan (elaborative rehearsal). Apa yang terjadi dengan waktu yang digunakan untuk melakukan latihan/ulangan? Craik and Lockhart memperkirakan bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut tergantung pada jenis ulangan yang digunakan. Jika yang digunakan adalah maintenance rehearsal maka penambahan waktu tidak akan meningkatkan memori, tetapi jika yang digunakan adalah elaborative rehearsal, maka penambahan waktu besar kemungkinan akan sangat berguna dalam meningkatkan memori. Marilah kita kaji beberapa hasil riset dalam hal kedalaman dari pemrosesan atau pengolahan informasi, pertama untuk materi verbal, dan kemudian untuk wajah, sebagai berikut.

 

A.    Kedalaman dari pemrosesan informasi dan memori untuk materi verbal (Depth of Processing and Memory for Verbal Material)

 

Hipotesis utama yang muncul dari tulisan (paper) Craik dan Lockhart adalah bahwa pengolahan informasi secara mendalam akan menghasilkan ingatan yang lebih baik. Kajian terhadap banyak hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa pemrosesan informasi yang berupa materi verbal secara mendalam pada umumnya akan menghasilkan ingatan yang lebih baik dibandingkan pengolahan yang dangkal (Baddeley, 1990; Howard, 1995; Lockhart & Craik, 1990).

Craik dan Lockhart (1986) percaya bahwa tingkat kedalaman dari pemrosesan informasi dapat menyebabkan meningkatnya ingatan dikarenakan oleh 2 hal, yaitu kekhususan atau perbedaan (distinctiveness) dan kesamaan/hubungan (elaboration). Distinctiveness berguna jika kita ingin menekankan pada perbedaan yang ada diantara item-item (misal diantara barang-barang, soal-soal, berita-berita, nomornomor, dsb.), sedangkan elaboration berguna jika kita ingin menekankan kesamaan dan hubungan diantara item-item.

 

B.     Kedalaman dari pemrosesan informasi dan memori untuk wajah (Depth of Processing and Memory for Faces)

 

Kesimpulan tentang kedalaman dari pemrosesan juga diterapkan untuk pengenalan wajah. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa pemrosesan shallow untuk wajah, seperti halnya pemrosesan shallow untuk kata, menjadikan informasi yang didapat cenderung mudah untuk terlupakan. Mencari kekhususan atau perbedaan diantara bermacam-macam wajah pada sejumlah foto lebih mudah jika dibandingkan mencari kesamaannya. Menentukan apakah seseorang jujur atau tidak dengan mengamati wajahnya memerlukan waktu lebih lama dan gerakan mata lebih banyak, jika dibandingkan menentukan seseorang itu pria atau wanita.

 

III.        Model Tulving

Tulving membagi memori berdasarkan sifat informasi yang disimpan, yaitu Declaratif memori dan Procedural memori. Tulving membagi Declaratif memori menjadi dua yaitu: Episodic memory dan Semantic memory.

q  Episodic memory:

Ø  Menyimpan informasi tentang kejadian-kejadian dan hubungan antar kejadian tersebut

Ø  Informasi ini berkaitan dengan pengalaman-pengalaman personal

q   Semantic memory:

Ø  Pengetahuan yang terorganisir tentang dunia

Ø  Disebut juga sebagai generic memory

q  Procedural memory:

Ø  Menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu atau tentang hubungan antara stimulus dan respons

Ø  Procedural memory seringkali sulit dideskripsikan secara verbal

 

Tulving mengatakan bahwa Pengetahuan tentang prosedur adalah sistem yang pertama kali dikembangkan semasa bayi, diikuti dengan pengetahuan semantik dan terakhir baru episodic memory

 

IV.        Model Parallel Distributed Processing Approach (PDP)

Model ini memberi gambaran beberapa ciri penting dari memori, seperti fakta bahwa jika seseorang menyebut kata atau nama, kita secara serta merta mengingat sejumlah item dan fakta bahwa kita seringkali dapat memperoleh kembali informasi yang benar dari petunjuk itu, sekalipun satu dari  petunjuk itu keliru.

Model ini dikembangkan oleh James Mc. Clelland (1981) disebut juga connectionism atau neural networks. Dia berpendapat bahwa memori memiliki beberapa karakteristik penting diantaranya:

ü  Memori dapat berfungsi meskipun inputnya kurang tepat

ü  Kita dapat menggunakan atribut-atribut untuk menempatkan materi dalam memori

ü  Beberapa isyarat lebih efektif dalam membantu mengambil kembali materi yang terseimpan dalam memori

ü  Kita dapat membuat spontaneous generalization untuk membuat informasi umum tentang suatu kategori

ü  Kita dapat membuat default assignment untuk mengisi informasi yang hilang

 

Comments

Popular posts from this blog

Makalah KPK dan FPB

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)  DENGAN METODE EBIK A. PENDAHULUAN Pendidikan hendaknya mampu membentuk cara berpikir dan berprilaku anak yang positif. Tatanan berpikir yang ingin di bentuk adalah kemampuan berpikir logis, kritis, dan sistematis, sehingga dari kemampuan berpikir ini akan mengarahkan setiap orang khususnya siswa untuk berprilaku positif, terarah dan efektif. Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir setiap orang, oleh karena itu kesadaran untuk mampu mengetahui dan memahami matematika bagi siswa sangat diharapkan sudah bertumbuh sejak usia dini. Membentuk pemahaman yang utuh pada anak dalam pelajaran matematika diperlukan kecintaan terlebih dahulu terhadap matematika, oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu menciptakan “Fun Learning” di dalam kelas. Fun learning pada matematika dapat tercipta apabila seorang guru mampu mengaj...

Matematika Menurut NCTM

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dari jenjang pendidikan dasar hingga kelas XII  memerlukan standar pembelajaran yang berfungsi untuk menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir, kemampuan penalaran matematis dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan dasar yang bermanfaat. Menurut NCTM 2000, disebutkan bahwa terdapat lima kemampuan  dasar  matematika  yang  merupakan  standar  proses yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections) dan representasi (representation). Dengan mengacu pada lima standar kemampuan NCTM, maka dalam tujuan pembelajaran   matematika   menurut   Badan   Standar   Nasional.

RPP Bahasa Indonesia Kelas 3 SD/MI - Kurikulum Merdeka ganjil

RPP I Bahasa Indonesia - Kelas 3 SD/MI Kurikulum: Merdeka Satuan Pendidikan: SD/MI Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas/Semester: 3 / Genap Alokasi Waktu: 2 x 35 menit Topik/Modul Ajar: Membaca dan Menanggapi Cerita Anak Tujuan Pembelajaran Siswa dapat membaca cerita anak dengan lancar. Siswa dapat mengidentifikasi tokoh, latar, dan alur dalam cerita. Siswa dapat mengungkapkan pendapat tentang isi cerita secara lisan dan tertulis. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (10 menit) Guru menyapa siswa dan membuka pembelajaran dengan salam dan doa. Apersepsi: Guru menanyakan buku cerita atau dongeng yang pernah dibaca siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi: Guru membacakan satu cerita anak pendek (misalnya: “Kancil dan Buaya”) dengan intonasi yang tepat. Elaborasi: Siswa diminta membaca kembali secara bergiliran. Diskusi bersama: siapa tokoh utama, di mana latar cerita...