PENDAHULUAN
Memori atau sering kita kenal
sebagai ingatan adalah penahanan/penyimpanan informasi yang berlangsung dari
waktu ke waktu. Pemrosesan informasi dalam memory melibatkan kegiatan
penyandian atau pengkodean (encoding), penyimpanan (storage) dan pengambilan
kembali (retrieval). Dalam bahasa sehari-hari kegiatan encoding umum dikenal
dengan istilah atensi/perhatian atau belajar.
Memori manusia sungguh unik, luar biasa, dan
menyimpan banyak misteri. Betapa tidak. Ada orang yang sangat mudah melupakan
informasi yang baru diterimanya beberapa menit yang lalu. Namun ada juga orang
yang dapat mengingat dengan rinci setiap hal yang berkaian dengan suatu
kejadian yang menimpanya 25 tahun yang silam. Ada juga orang dengan kemampuan
luar biasa dalam mengingat banyak sekali rumus matematika. Oleh karena itu,
para ahli psikologi terus berupaya melakukan penelitian dan pengkajian tentang
memori, agar lebih semakin terungkap hal-hal apa saja yang berhubungan dengan
memori, bagaimana seseorang dapat dengan mudah melupakan sesuatu informasi, dan
bagaimana seseorang juga dapat menyimpan informasi dalam otaknya selama
bertahun-tahun. Penelitian atau pengkajian tentang seluk beluk yang berkaitan
dengan memori menjadi sangat penting terutama untuk dapat ditemukan strategi
yang dapat digunakan untuk meningkatkan memori.
Ada empat model teori tentang memori
yang akan dibahas di dalam makalah ini, diantaranya adalah: Model Attkinson
Shiffrin yang membagi memori menjadi tiga berdasarkan model penyimpanan
memori (storage) yaitu memori : sensoris, Ingatan
Jangka Pendek (short-term memory), dan Ingatan Jangka Panjang (long term
memory). Model ini juga memuat proses kontrol sebagaimana
strategi mengulang informasi untuk menyimpan dalam memori.
Model memori yang kedua adalah Model Level Pendekatan
Pemrosesan. Model memori ini berpendapat bahwa Informasi yang bermakna
(meaningfull) dan diolah semakin dalam (deep), akan lebih lama bertahan dari pada sebaliknya.
Model
memori yang ketiga adalah Model Tulving. Tulving membagi memori
berdasarkan sifat informasi yang disimpan, yaitu Declaratif memori dan Procedural
memori.
Model
memori terakhir yang akan dibahas didalam makalah ini adalah Model Parallel Distributed Processing
Approach (PDP). Pendekatan ini memberi gambaran beberapa ciri
penting dari memori, seperti fakta bahwa jika seseorang menyebut kata atau
nama, kita secara serta merta mengingat sejumlah item dan fakta bahwa kita
seringkali dapat memperoleh kembali informasi yang benar dari petunjuk itu, sekalipun
satu dari petunjuk itu keliru.
Model – Model Memori
I.
Model
Atkinson-Shiffrin
Model ini dikembangkan oleh Rihard Atkinson dan Richard
Siffrin (1968). Mereka membagi memori menjadi tiga berdasarkan model
penyimpanan memori (storage) yaitu memori : sensoris,
Ingatan Jangka Pendek (short-term memory), dan Ingatan Jangka Panjang (long term
memory). Model Atkinson-Shiffrin berpendapat bahwa informasi yang berasal dari
memori sensori (panca indra) akan memasuki ingatan jangka pendek, dimana
informasi tersebut dapat dipertahankan dengan pengulangan/dapat hilang dengan
adanya peralihan. Dari ingatan
jangka pendek, informasi dapat bergerak menuju ke ingatan jangka panjang. Ingatan jangka panjang dianggap mempunyai
kapasitas yang tidak terbatas tetapi mudah mengalami kegagalan pengingatan
kembali. Agar kode informasi dapat disusun menjadi ingatan jangka panjang,
informasi tersebut haruslah ditransfer kedalam ingatan jangka pendek. Hal ini
merupakan asumsi yang sangat penting yang menghubungkan ingatan tersebut. Atkinson
dan Shiffrin menggambarkan
proses penyimpanan memori seperti pada diagram berikut :
Gambar 1: Diagram Penyimpanan Memori Menurut Model
Atkinson-Shiffrin
1.
Memori
Sensoris
Memori
Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus
diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan
disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena
manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih
informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
Contohnya
proses dari sensori motorik ini dapat kita lakukan dalam peristiwa sehari-hari,
yaitu apabila anda melihat sekilas deretan nama dalam absen kelas anda,
tiba-tiba anda melihat satu nama yang asing maka anda cenderung untuk
memperhatikannya kembali. Proses melihat sekilas kemudian ternyata ada yang
berbeda dan memperhatikannya kembali, menunjukan proses memori-sensorik.
A.
Encoding
dalam memori-sensoris
Pada saat
mata kita melihat sesuatu, atau telinga mendengar sesuatu, informasi dari
indera-indera itu akan berubah dalam bentuk impuls-impuls neural dan dihantar
ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses ini berlangsung dalam sepersekian
detik. Sinar yang mengenai retina diterima oleh reseptor-reseptor yang ada,
kemudian sinar tersebut ditransformasikan bentuknya ke dalam impuls-impuls
neural dan dikirim ke otak.
B.
Storage
dalam memori-sensoris
Memori
sensoris ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar,
tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang. Berbagai
penelitian menunjukan bahwa informasi yang disimpan dalam memori sensoris akan
mulai menghilang setelah sepersepuluh detik dan hilang sama sekali setelah satu
detik. Mekanisme semacam ini penting sekali artinya dalam hidup manusia karena
hanya dengan memori seperti inilah kita bisa menaruh perhatian pada sejumlah
kecil informasi yang relevan atau berguna untuk hidup kita.
Contohnya
saat kita melihat piring yang bergeser dan hendak jatuh. Mungkin saat piring
bergerak kita belum tentu dengan reflek menangkapnya, tetapi kesan tersebut
disimpan dan langsung ditimbulkan kembali dalam gerakan menangkap piring yang
hendak jatuh tadi.
Berikut
beberapa cirri-ciri dari memori sensoris yaitu:
a.
Informasi
yang diterima berasal dari panca indera (mis : penglihatan, pendengaran, dll)
b.
Memori
sensorik cukup pendek dan akan hilang segera setelah apa yang dirasakan berakhir
c.
Informasi
yang diterima hanya disimpan sementara (2-3 detik)
II. Memori Jangka Pendek
Memori
jangka pendek atau sering juga disebut dengan Short-term Memory atau Working
Memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang
disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
A.
Encoding
dalam memori jangka pendek
Mula-mula
akan berlangsung proses encoding seperti dalam memori sensoris, yaitu rangsang
diterima oleh indera, diubah bentuknya menjadi impuls-impuls neural dan dikirim
ke otak. Akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenai
oleh suatu proses yang disebut Control Processes, yaitu suatu proses yang mengatur lajur dan mengalirnya informasi.
Informasi
yang masuk melaui indera dan disimpan dalam memori sensoris dapat dianggap
sebagai bahan mentah yang jumlahnya banyak sekali. Kemudian jumlah yang banyak
itu akan diseleksi menurut beberapa cara dalam control processes. Pertama,
informasi yang masuk, entah itu bentuk, warna, bau, atau nada, akan dirujukan
ke gudang informasi dalam memori jangka panjang. Di sana pola-pola informasi
itu dibanding-badingkan dengan pola-pola yang sudah ada. Dengan demikian akan
terpilih informasi yang sudah dikenal, atau yang punya arti. Proses encoding seperti
ini disebut Pattern Recognition. Mekanisme lain yang digunakan untuk menyeleksi
informasi ini adalah attention (atensi atau perhatian). Perhatian ini menyaring
informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek sehingga hanya sebagian
kecil yang boleh lewat.
B.
Storage
dalam memori jangka pendek
Kapasitas
dalam memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah
informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu bisa dilihat dengan
percobaan yang disebut Memory-Span Task, seperti berikut :
Coba bacalah deretan angka di bawah ini satu persatu
dengan selang waktu kurang lebih satu detik, lalu mendongaklah dan ulangi
deretan angka tersebut :
5 7 9 1 4 6 3
Lalu coba dengan deretan berikut ini :
3 5 1 4 6 2 9 6 7
Kecuali ingatan anda sudah terlatih, anda mungkin tidak
mampu mereproduksi deretan angka yang kedua. Sekarang coba baca abjad-abjad
berikut dan ulangi tanpa melihat deretan abjad-abjad tersebut
DI KT IHA NK AMD EP DA G RI
Kemungkinan besar anda tidak berhasil. Tetapi bila yang
disajikan adalah berikut ini, tentu hasilnya akan berbeda :
DIKTI HANKAM DEPDAGRI
Mengapa sekarang anda bisa menghafal semua abjad yang
disajikan?. Anda sudah kenal kesatuan-kesatuan abjad tadi.
C.
Retrieval
dalam memori jangka pendek
Kapasitas
memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam
memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat
dalam memori jangka pendek, yaitu :
a. Parallel
Search, informasi yang disimpan dalam memori ditelusuri sekaligus.
Misalnya mengingat paras muka seseorang dilanjutkan dengan mengingat namanya.
b. Serial Search, penelusuran
informasi dilakukan pada satu kesatuan informasi satu persatu. Contohnya bila
nada mempunyai daftar nama orang yang akan dikirimi undangan, kemudian anda
ditanya Pak Suryo sudah dicatat belum? Maka secara otomatis anda akan mengingat
daftar nama orang yang akan diundang satu persatu. Semakin panjang daftarnya,
semakin lama waktu yang digunakan untuk mengingatnya.
III.
Memori Jangka Panjang
Memori
jangka panjang atau sering juga disebut dengan long-term memory adalah suatu
proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.
A.
Encoding
dalam memori jangka panjang
Prosesnya
tetap berawal pada memori sensoris yang mengubah informasi menjadi impuls-impuls
dan megirimkan ke otak. Dalam memori jangka-pendek informasi tersebut sudah
diseleksi berdasarkan Control Processes. Untuk dapat masuk ke dalam memori jangka panjang, perlu dilakukan
proses selanjutnya, yaitu Semantic atau Imagery Coding. Dalam proses ini arti
dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Bila kita mendengar seseorang
berkata, “Budi dipukul Ali sampai pingsan”, maka kita tidak hanya mengerti arti
masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti
apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila
kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Ali dipukul Budi
sampai pingsan”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang
pertama.
Dalam kedua
kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan
kalimat itu, maka kita melakukan “Semantic coding”; tetapi kalau kita
membayangkan reaksi dari Ali atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan
Imagery coding.
B.
Storage
dalam memori jangka panjang
Proses
encoding dalam memori jangka panjang dilakukan dengan penyaringan berdasarkan
arti dari informasi itu bagi organisme, oleh karena itu penyimpanan informasi
dapat berlangsung secara permanen.
Selain
daripada itu, kapasitas memori jangka panjang ternyata juga amat besar. Ini
memungkinkan penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang diperoleh
sepanjang hidup organisme. Meskipun demikian, memori masih bekerja sangat
efisien yaitu dengan jalan me- reorganisasi informasi yang diterima dari memori
jangka pendek. Reorganisasi ini erat hubungannya dengan proses retrieval atau
mengingat kembali informasi yang telah disimpan.
C.
Retrieval
dalam memori jangka panjang
Dijelaskan
di atas bahwa penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang sangat
terorganisir. Organisasi informasi ini besar faedahnya karena kapasitas memori
ini luar biasa besarnya. Bila tidak terorganisir, maka proses mengingat satu
informasi sederhana saja seperti “Umur berapa anda mulai belajar menulis?”,
sangat sulit untuk dijawab walaupun sudah diberi petunjuk yang cukup jelas.
Informasi
yang tersimpan itu sifatnya terorganisasi, maka bila diberi petunjuk (retrieval
cues), maka proses mengingat itu hanya akan berlangsung beberapa detik saja.
Retrieval cues juga dipengaruhi oleh Internal state (kondisi internal
seseorang). Bila terjadi kondisi internal yang sama atau sejenis, maka hal yang
menyebabkan kesamaan kondisi internal itu dapat menjadi retrieval cues yang
berguna dalam proses mengingat kembali.
Contohnya
apabila anda merasa senang (kondisi internal) karena belajar psikologi faal
untuk UAS dengan pacar anda. Bila saat ujian UAS anda duduk bersebelahan dengan
pacar anda, maka kondisi internal yang terjadi cenderung sama dengan saat anda
belajar. Hal tersebut dapat menjadi retrieval cues untuk menimbulkan
ingatan-ingatan yang disimpan saat belajar. Sebaliknya, apabila saat UAS
psikologi faal anda duduk bersebelahan dengan orang yang anda benci (Misalnya
saingan anda), maka kondisi internalnya jauh berbeda dengan saat anda belajar,
maka kondisi internal tersebut tidak membantu munculnya retrieval cues. Proses
mengingat dalam memori jangka panjang ini sangat penting, oleh sebab itu banyak
dilakukan penelitian untuk meningkatkannya.
II.
Model
Pendekatan Level of Processing
Pada tahun 1972, Craik dan Lockhart
telah menulis sebuah artikel tentang pendekatan kedalaman dari pemrosesan atau
pengolahan informasi, dan artikel tersebut menjadi salah satu publikasi yang
paling berpengaruh dalam sejarah riset tentang memori. Pendekatan kedalaman
dari pemrosesan atau pengolahan informasi ini memperlihatkan bahwa pendalaman
(pengolahan informasi secara mendalam), semacam pengolahan penuh makna dari
informasi menjadikan informasi tersebut lebih tetap tersimpan dibandingkan dengan
hanya diolah secara dangkal, semacam pengolahan dengan indra saja. (Teori ini
juga disebut pendekatan tingkat dari pemrosesan).
Penelitian yang dilakukan oleh Craik
dan Lockhart terhadap beberapa orang responden menyimpulkan bahwa “responden
akan mengingat lebih banyak kata bila yang diminta adalah menilai satu
maksud/arti kata-kata” (sebagai contoh, apakah itu akan cocok dalam suatu
kalimat, dibanding satu penampilan phisik dari kata tersbut (sebagai contoh,
apakah itu diketik di dalam huruf besar) atau bunyi serasinya (sebagai contoh,
apakah itu bersajak dengan kata lain). Secara umum, orang-orang akan mencapai
satu kedalaman lebih besar tentang pengolahan informasi bila mereka menyadap
lebih banyak maksud/arti dari suatu stimulus. Craik dan Lockhart mengemukakan
bahwa seseorang dapat menganalisis stimuli dalam tingkat yang berbeda. Termasuk
dalam tingkat yang “shallow” atau dangkal adalah analisis yang menyangkut
bentuk fisik atau karakteristik yang berkaitan dengan indra. Stimuli yang
diolah pada tingkat shallow lebih mungkin untuk cepat dilupakan. Tingkat yang
lebih dalam lagi adalah menganalisis stimuli dalam istilah yang bermakna.
Ketika anda menganalisis stimuli secara demikian, anda sangat mungkin akan
memikirkan hubungan, gambaran, dan pengalaman masa lalu lain yang mungkin
berkaitan dengan stimuli tersebut. Menganalisis stimuli pada tingkat yang lebih
dalam seperti itu lebih mungkin untuk menjadikan stimuli tersebut diingat
(tidak cepat dilupakan).
Craik dan Lockhart juga
memperhatikan masalah latihan/ulangan (rehearsal), suatu proses untuk memutar
informasi melalui memori. Craik and Lockhart mengemukakan adanya dua macam
latihan/ulangan, yaitu latihan/ulangan yang dimaksudkan untuk perawatan
(maintenance rehearsal), yang dilakukannya hanya dengan mengulang-ulang stimuli
tersebut secara diam-diam untuk diri sendiri, dan latihan/ulangan yang
dimaksudkan untuk mengembangkan simuli yang disebut dengan latihan/ulangan
pengembangan (elaborative rehearsal). Apa yang terjadi dengan waktu yang
digunakan untuk melakukan latihan/ulangan? Craik and Lockhart memperkirakan
bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut tergantung pada jenis ulangan yang
digunakan. Jika yang digunakan adalah maintenance rehearsal maka penambahan
waktu tidak akan meningkatkan memori, tetapi jika yang digunakan adalah
elaborative rehearsal, maka penambahan waktu besar kemungkinan akan sangat
berguna dalam meningkatkan memori. Marilah kita kaji beberapa hasil riset dalam
hal kedalaman dari pemrosesan atau pengolahan informasi, pertama untuk materi
verbal, dan kemudian untuk wajah, sebagai berikut.
A.
Kedalaman
dari pemrosesan informasi dan memori untuk materi verbal (Depth of Processing
and Memory for Verbal Material)
Hipotesis utama yang muncul dari
tulisan (paper) Craik dan Lockhart adalah bahwa pengolahan informasi secara
mendalam akan menghasilkan ingatan yang lebih baik. Kajian terhadap banyak
hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa pemrosesan informasi yang berupa
materi verbal secara mendalam pada umumnya akan menghasilkan ingatan yang lebih
baik dibandingkan pengolahan yang dangkal (Baddeley, 1990; Howard, 1995;
Lockhart & Craik, 1990).
Craik dan Lockhart (1986) percaya
bahwa tingkat kedalaman dari pemrosesan informasi dapat menyebabkan
meningkatnya ingatan dikarenakan oleh 2 hal, yaitu kekhususan atau perbedaan
(distinctiveness) dan kesamaan/hubungan (elaboration). Distinctiveness berguna
jika kita ingin menekankan pada perbedaan yang ada diantara item-item (misal
diantara barang-barang, soal-soal, berita-berita, nomornomor, dsb.), sedangkan
elaboration berguna jika kita ingin menekankan kesamaan dan hubungan diantara
item-item.
B.
Kedalaman
dari pemrosesan informasi dan memori untuk wajah (Depth of Processing and
Memory for Faces)
Kesimpulan tentang kedalaman dari
pemrosesan juga diterapkan untuk pengenalan wajah. Hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa pemrosesan shallow untuk wajah, seperti halnya pemrosesan
shallow untuk kata, menjadikan informasi yang didapat cenderung mudah untuk
terlupakan. Mencari kekhususan atau perbedaan diantara bermacam-macam wajah
pada sejumlah foto lebih mudah jika dibandingkan mencari kesamaannya.
Menentukan apakah seseorang jujur atau tidak dengan mengamati wajahnya
memerlukan waktu lebih lama dan gerakan mata lebih banyak, jika dibandingkan
menentukan seseorang itu pria atau wanita.
III.
Model
Tulving
Tulving
membagi memori berdasarkan sifat informasi yang disimpan, yaitu Declaratif
memori dan Procedural memori. Tulving membagi Declaratif memori
menjadi dua yaitu: Episodic memory dan Semantic memory.
q Episodic memory:
Ø Menyimpan informasi tentang
kejadian-kejadian dan hubungan antar kejadian tersebut
Ø Informasi ini berkaitan dengan
pengalaman-pengalaman personal
q Semantic memory:
Ø Pengetahuan yang terorganisir
tentang dunia
Ø Disebut juga sebagai generic
memory
q Procedural memory:
Ø Menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu atau
tentang hubungan antara stimulus dan respons
Ø Procedural memory seringkali
sulit dideskripsikan secara verbal
Tulving mengatakan bahwa Pengetahuan tentang prosedur adalah sistem
yang pertama kali dikembangkan semasa bayi, diikuti dengan pengetahuan semantik
dan terakhir baru episodic memory
IV.
Model Parallel Distributed Processing Approach
(PDP)
Model
ini memberi gambaran beberapa ciri penting dari memori, seperti fakta bahwa
jika seseorang menyebut kata atau nama, kita secara serta merta mengingat
sejumlah item dan fakta bahwa kita seringkali dapat memperoleh kembali
informasi yang benar dari petunjuk itu, sekalipun satu dari petunjuk itu keliru.
Model
ini dikembangkan oleh James Mc. Clelland (1981) disebut juga connectionism
atau neural networks. Dia berpendapat bahwa memori
memiliki beberapa karakteristik penting diantaranya:
ü Memori
dapat berfungsi meskipun inputnya kurang tepat
ü Kita
dapat menggunakan atribut-atribut untuk menempatkan materi dalam memori
ü Beberapa
isyarat lebih efektif dalam membantu mengambil kembali materi yang terseimpan
dalam memori
ü Kita
dapat membuat spontaneous generalization untuk membuat informasi umum
tentang suatu kategori
ü Kita
dapat membuat default assignment untuk mengisi informasi yang hilang
Comments
Post a Comment