KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS
A.
Pendahuluan
Matematika sebagai ilmu dasar dari segala bidang ilmu pengetahuan
merupakan hal yang sangat penting untuk kita ketahui. Oleh sebab itu,
matematika perlu diajarkan di semua jenjang pendidikan formal, mulai dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pentingnya matematika bisa dilihat dari
manfaat dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, juga bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu penyempurnaan kurikulum terus
dilakukan Depdiknas, antara lain dengan memasukkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif sebagai Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika yang
termuat dalam Kurikulum 2006.
Kemampuan berpikir
kritis dan kreatif sangat diperlukan oleh siswa mengingat bahwa dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai
sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan
tatanan hidup serta perubahan global dalam kehidupan. Jika para siswa tidak dibekali
dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif maka mereka tidak akan mampu mengolah
menilai dan megambil informasi yang butuhkannya untuk menghadapi tantangan
tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah
merupakan kemampuan yang penting dalam mata pelajaran matematika.
Sejalan dengan pernyataan
di atas Sumarmo (2012 : 4) mengatakan bahwa pendidikan matematika pada
hakekatnya mempunyai dua arah pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa
kini dan masa datang. Kebutuhan masa kini yaitu kebutuhan yang mengarah pada
kemampuan pemahaman konsep-konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Yang dimaksud kebutuhan masa datang
adalah kebutuhan yang mengarah pada kemampuan nalar yang logis, sistematis,
kritis, dan cermat serta berfikir objektif dan terbuka untuk menghadapi masalah
dalam kehidupan sehari-hari serta untuk menghadapi masa depan yang selalu
berubah.
B.1. Pengertian
Berpikir
Sebelum
membahas berpikir kritis dan kreatif, terlebih dahulu kita bahas apa itu
berpikir. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991:767) berpikir adalah
penggunaan dari akal budi dalam mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Menurut
Presseisen (dalam Nur Izzati, 2009), “berpikir secara umum diasumsikan sebagai
proses kognitif, aksi mental ketika pengetahuan diperoleh”. Sedangkan kutipan Beyer
(Wardhani, 2011) menyatakan, “Thinking, in short, is the mental process by
wich individuals make sense out of experience”. Liputo (Aisyah,
2008:17) berpendapat bahwa berpikir
merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu.
Maksud yang dapat dicapai dalam berpikir adalah memahami, mengambil keputusan,
merencanakan, memecahkan masalah dan menilai tindakan.
Ruggiero (dalam
Siswono, 2009) mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk
membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu
keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand). Pendapat ini menegaskan bahwa
ketika seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin
memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir. Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas berpikir dapat diartikan sebagai kegiatan akal
budi atau kegiatan mental untuk mempertimbangkan, memahami, merencanakan,
memutuskan, memecahkan masalah dan menilai tindakan.
B.2. Berpikir
Kritis
Dalam bidang
pendidikan, Aisyah (2011), mengemukakan bahwa berpikir kritis didefinisikan
sebagai pembentukan kemampuan aspek logika seperti kemampuan memberikan
argumentasi, silogisme dan pernyataan yang proposional. Menurut Beyer (dalam
Wardhani, 2011), “Berpikir kritis adalah kumpulan operasi-operasi spesifik yang
mungkin dapat digunakan satu persatu atau dalam banyak kombinasi atau urutan
dan setiap operasi berpikir kritis tesebut memuat analisis dan evaluasi”.
Sedangkan
Ennis (dalam Williawati, 2009:11) mengemukakan, “Definisi berpikir kritis
adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Oleh karena itu,
indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis
siswa sebagai berikut:
1.
Mencari
pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan;
2.
Mencari
alasan;
3.
Berusaha
mengetahui informasi dengan baik;
4.
Memakai
sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya;
5.
Memperhatikan
situasi dan kondisi secara keseluruhan;
6.
Berusaha
tetap relevan dengan ide utama;
7.
Mengingat
kepentingan yang asli dan mendasar;
8.
Mencari
alternatif;
9.
Bersikap dan
berpikir terbuka;
10.
Mengambil
posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu;
11.
Mencari
penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan;
12.
Bersikap
secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah.
Selanjutnya
Fisher (dalam Agustine, 2009) menekankan indikator keterampilan berpikir kritis
yang penting, meliputi:
1.
Menyatakan
kebenaran pertanyaan atau pernyataan
2.
Menganalisis
pertanyaan atau pernyataan;
3.
Berpikir
logis;
4.
Mengurutkan,
misalnya secara temporal, secara logis, secara sebab akibat;
5.
Mengklasifikasi,
misalnya gagasan objek-objek;
6.
Memutuskan,
misalnya apakah cukup bukti;
7.
Memprediksi
(termasuk membenarkan prediksi);
8.
Berteori;
9.
Memahami
orang lain dan dirinya.
Berdasarkan uraian
yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis
adalah kemampuan menggunakan logika untuk membuat, menganalisis mengevaluasi
serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini dan dilakukan.
Contoh 1 tugas berpikir kritis
matematik siswa SMP
Jika dua
buah segitiga mempunyai keliling yang sama, apakah luas kedua segitiga tersebut
juga sama? Jelaskan !
Penyelesaian :
1. Jika
dua buah segitiga mempunyai keliling yang sama, maka luas kedua segitiga
tersebut belum tentu sama. Perhatikan contoh berikut !
Misalkan ada dua buah
segitiga, panjang sisi-sisi segitiga pertama 3 cm, 4cm, 5cm dan panjang
sisi-sisi segitiga kedua 2cm, 5cm, 5cm.
Maka keliling kedua segitiga tersebut sama yaitu 12cm. Dengan rumus luas segitiga
teorema heron yaitu
Untuk segitiga pertama :
a
= 3cm, b = 4cm, c = 5cm dan s = 6cm, maka luas segitiga =
Untuk segitiga kedua :
a
= 2cm, b = 5cm, c = 5cm dan s = 6cm, maka luas segitiga =
dari hasil perhitungan di atas
tampak bahwa jika dua segitiga mempunyai keliling yang sama, maka luas kedua
segitiga tersebut tidak sama.
Contoh 2 tugas berpikir kritis
matematik siswa SMP (Mahmudi, 2008)
Beni
menyatakan bahwa ia telah membagi persegipanjang berikut
menjadi 4 daerah yang sama luasnya. Susi tidak setuju dengan pendapat
Beni. Siapakah yang benar? Mengapa?
A |
C |
D |
B |
E |
2. Misal
panjang AB =
luas
segitiga ABE = luas segitiga CDE =
luas
segitiga BCE = luas segitiga ADE =
Jadi yang benar adalah Beni.
Contoh 3 tugas berpikir kritis
matematik siswa SMP (Murtado dan Tambunan, 1987)
Perhatikan
kumpulan pernyataan berikut !
Diketahui
bahwa
Pertanyaannya :
a.
Kalau 2 = 1, maka setiap bilangan
asli pasti sama dengan 1. Tunjukkan !
b.
Hasil 2 = 1 adalah sesuatu yang
tidak mungkin. Tentu ada yang salah dalam argumen di atas, dimanakah letak
kesalahannya? Mengapa itu kamu anggap salah?
Penyelesaian
:
a. Karena 2 = 1, maka : 3 = 2 + 1 = 1 + 1 =
2 = 1
Di
asumsikan untuk k є bilangan asli, maka k = 1, sehingga k + 1 = 1 + 1 = 2 = 1
Terbukti bahwa jika 2 = 1, maka
setiap bilangan asli sama dengan 1.
b.
Kesalahan penyelesaian di atas terletak
pada pencoretan x -1, pencoretan tersebut sebetulnya adalah membagi ruas kanan
dan ruas kiri dengan x - 1, itu tidak diperbolehkan karena nila dari x – 1
adalah 0 (nol)
Contoh 4 tugas berpikir kritis
matematik siswa SMA
Dalam
persegipanjang ABCD, AB = 8 cm dan BC = 6 cm akan dibentuk segiempat ABQP, P pada CD, Q pada BC dan CQ =
CP.
Kalian harus
meletakkan titik P dan Q sehingga diperoleh luas ABQP paling besar. Apakah
masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk model matematika yang paling sederhana ! Tentukan panjang CP !
Penyelesaian :
P |
C |
D |
6 |
Q |
A |
B |
8 |
Luas ABQP = 48 – (
Luas ABQP = 48 – (
Luas ABQP = –
Misalkan : Luas ABQP = y dan CP = x, maka diperoleh model
matematika sebagai berikut :
Persamaan sumbu
simetrinya : x = 3, artinya nilai y akan maksimum pada x = 3.
Jadi agar luas ABQP maksimum,
maka panjang CP = CQ = 3cm
Contoh 5 tugas berpikir kritis
matematik siswa SMA
Sifat-sifat
apa yang akan terjadi jika fungsi kuadrat dirumuskan oleh
f(x) = ax2+
bx + c, a + b = 0 ? Mengapa ?
Penyelesaian :
Diketahui a + b = 0,
Untuk
a = b = 0, diperoleh : f(x) = c,
grafiknya berupa garis lurus dengan gradien 0
Untuk
a ≠ 0, maka a = - b, diperoleh sifat-sifat sebagai berikut :
1)
Jika
x1 dan x2 adalah akar-akar persamaannya maka x1
+ x2 = 1
2)
Persamaan
sumbu simetrinya : x =
3)
Nilai
ekstrim =
4)
Koordinat
titik balik : (
Contoh 6 tugas berpikir kritis
matematik siswa SMA (Mahmudi, 2008)
2 |
|
|
Tentukan dua bilangan berbeda untuk menggantikan
x pada segitiga berikut
sedemikian sehingga memungkinkan untuk
menggambar segitiga berikut dengan ukuran sisi yang diberikan. Jelaskan mengapa nilai x yang
kamu berikan memungkinkan kamu untuk menggambar segitiga tersebut?
Penyelesaian :
2 |
|
|
C |
A |
B |
1.
Misal
x = 2, maka :
2.
Misal
x = 4, maka diperoleh :
Jadi nilai x yang
memungkinkan untuk menggambar segitiga tersebut antara lain x = 2 dengan
B.3. Berpikir
Kreatif Matematik
Proses
berpikir kreatif berhubungan dengan kreativitas.
Menurut Murdock dan Puccio (dalam Izzati, 2010) istilah berpikir kreatif dan
kreativitas merupakan dua hal yang tidak indentik, namun kedua istilah itu
berelasi secara konseptual. Kreativitas merupakan produk berpikir kreatif dari
individu. Peningkatan kreativitas dari individu sejalan dengan peningkatan proses
berpikir kreatifnya. Selain itu lingkungan yang kondusif dapat mempengaruhi
berlangsungnya berpikir kreatif. Siswono (2009) berpikir kreatif dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun
ide atau gagasan yang baru.
Sedangkan
Munandar (dalam Siswono, 2009) menunjukkan indikasi berpikir kreatif dalam
definisinya bahwa “kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah
kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana
penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban”.
Pengertian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin
tinggi, jika ia mampu menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu
masalah. Tetapi semua jawaban itu harus sesuai dengan masalah dan tepat, selain
itu jawabannya harus bervariasi.
Pendapat lain, dikemukakan oleh
Johnson, (dalam Izzati, 2010); berpikir kreatif merupakan sebuah
kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan
imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang
yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Intuisi bisa
membisikan kepada kita untuk memecahkan sebuah soal matematika dengan cara yang
berbeda, atau menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses berpikir kreatif adalah suatu
kegiatan mental yang digunakan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban pada
suatu masalah, dan membangkitkan ide atau gagasan yang baru.
Contoh 1 tugas berpikir kreatif matematik SMP
Buatlah 2
buah bangun datar lain yang luasnya sama dengan persegi panjang pada gambar
berikut !
9 cm |
6 cm |
Penyelesaian :
Jika siswa menggambar persegipanjang
lagi, maka tingkat berpikir kreatifnya rendah, jika siswa dengan tingkat
berpikir kreatif tinggi, maka mereka akan menggambar bangun datar yang lain, misalnya
trapesium, layang-layang, dan lain-lain.
Contoh 2 tugas berpikir kreatif matematik SMP (Mahmudi,
2010)
Ali dan Joko
melakukan perjalanan dari kota A ke kota
B. Mereka berangkat pada saat yang sama dan melalui jalan yang sama. Ali
menempuh separuh jarak perjalanannya dengan kecepatan V1 dan separuh
jarak berikutnya dengan kecepatan V2
. Sedangkan Joko menempuh separuh waktu perjalanannya dengan kecepatan V1 dan separuh waktu berikutnya dengan kecepatan V2 . Siapakah yang
lebih dahulu sampai ke kota B?
Gunakan beberapa cara untuk
menjelaskan jawabanmu !
Penyelesaian :
Strategi
pertama adalah dengan
penalaran.
Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan nilai V1
dan V2. Kemungkinan pertama adalah V1 > V2
. Jika Ali menempuh separuh waktu perjalanan dengan kecepatan V1 dan separuh waktu berikutnya dengan kecepatan V2,
maka selama paruh waktu pertama perjalanananya, ia menempuh lebih dari separuh
jarak perjalanannya. Jadi, dalam waktu yang sama, yakni separuh waktu
perjalanan Ali, jarak yang ditempuh Ali lebih jauh daripada jarak yang
ditempuh Joko. Dengan kata lain, jarak yang masih harus ditempuh Ali untuk
sampai ke B lebih dekat daripada jarak yang harus ditempuh Joko
untuk sampai ke kota B. Karena selanjutnya mereka berdua melakukan
perjalanan dengan kecepatan sama, yaitu V2, maka Ali akan sampai lebih
dahulu ke kota B daripada
Joko. Kemungkinan kedua adalah V1
< V2. Dengan penalaran serupa, dapat disimpulkan bahwa Joko
akan lebih dahulu sampai ke kota B daripada Ali.
Strategi
kedua adalah dengan skema.
Situasi pada soal dapat diilustrasikan sebagai
berikut.
V1 V2 |
Dari ilustrasi
di atas, tampak bahwa jika V1 > V2, maka Ali akan
sampai lebih dahulu ke kota B daripada
Joko. Sebaliknya jika V1 < V2 dengan memodifikasi ilustrasi
tersebut, dapat ditunjukkan bahwa
Joko akan lebih dulu sampai ke kota B daripada Ali.
Strategi
ketiga adalah dengan grafik.
Situasi pada soal dapat disajikan dalam grafik
berikut.
Pada grafik di atas, sumbu mendatar
menyatakan waktu (t) dan sumbu tegak menyatakan jarak (s). Dari grafik di atas,
jika V1 > V2,
maka Ali akan sampai lebih dahulu
ke kota B daripada Joko. Dengan memodifikasi
grafik di atas, dapat disimpulkan sebaliknya, yakni Joko lebih dahulu sampai
ke kota B daripada Ali.
Contoh 3 tugas berpikir kreatif matematik SMP (Mahmudi,
2010)
Diagram
berikut menunjukkan acara TV favorit
dari seluruh siswa SMP Cerdas Cendekia.
Berdasarkan diagram di atas, buatlah
3 soal atau pertanyaan berbeda yang berkaitan dengan topik pecahan,
kemudian selesaikanlah !
Penyelesaian :
Beberapa soal yang mungkin disusun siswa adalah
sebagai berikut.
a. Berapa persen siswa yang menyukai olahraga?
b. Berapakah perbandingan banyaknya siswa yang
menyukai sinetron dan olahraga?
c. Tuliskan sebuah pecahan yang menunjukkan
banyaknya siswa yang menyukai berita dibandingkan banyaknya siswa keseluruhan.
Contoh 4 tugas berpikir kreatif matematik SMA (Mulyana, 2011)
Tentukan
beberapa cara untuk menentukan sumbu simetri grafik fungsi kuadrat
f(x) = x2
+ 4x !
penyelesaian :
Cara menentukan sumbu simetri grafik fungsi kuadrat
antara lain :
1. Dengan membuat grafik fungsi
X |
-5 |
-4 |
-3 |
-2 |
-1 |
0 |
1 |
F(X) |
5 |
0 |
-3 |
-4 |
-3 |
0 |
5 |
(X, F(X)) |
(-5,5) |
(-4,0) |
(-3,-3) |
(-2,-4) |
(-1,-3) |
(0,0) |
(1,5) |
Dari grafik di atas nampak bahwa persamaan sumbu simetri fungsi : X = -2
2. Dengan menentukan akar-akar persamaan kuadrat
Karena
akar-akar persamaannya -4 dan 0, maka persamaan sumbu simetri fungsi tersebut
adalah :
3. Dengan menggunakan rumus persamaan sumbu simetri
fungsi yaitu :
Contoh 5 tugas berpikir kreatif matematik SMA (Mulyana, 2011)
Tentukan titik balik fungsi kuadrat f(x) = -x2 + 6x – 5
tanpa menggunakan rumus, gambar, atau
prosedur yang telah ada !
Contoh 6 tugas berpikir kreatif matematik SMA (Mulyana, 2011)
Fungsi kuadrat
f mempunyai sumbu
simetri garis x = 2 dan mempunyai titik balik maksimum. Tentukan dua
buah titik yang mesti diketahui supaya
dapat diperoleh tepat sebuah rumus fungsi kuadrat f !
penyelesaian :
Persamaan umum fungsi kuadrat f
adalah
Dari
persamaan
C.
Kesempulan
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis merupakan hal yang
harus dimiliki oleh siswa. Oleh sebab itu, matematika sebagai salah satu mata
pelajaran yang mengajarkan cara berpikir kritis dan kreatif perlu diajarkan di
semua jenjang pendidikan formal, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Pentingnya matematika bisa dilihat dari manfaat dan kegunaan matematika
dalam kehidupan sehari-hari, juga bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kemampuan berpikir kritis dan
kreatif sangat diperlukan oleh siswa mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan
dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperolah
informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan
tempat manapun di dunia.
Berpikir
kritis adalah kemampuan menggunakan logika untuk membuat, menganalisis
mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini dan dilakukan. Indikator keterampilan berpikir kritis yang penting,
meliputi:
1.
Menyatakan
kebenaran pertanyaan atau pernyataan
2.
Menganalisis
pertanyaan atau pernyataan;
3.
Berpikir
logis;
4.
Mengurutkan,
misalnya secara temporal, secara logis, secara sebab akibat;
5.
Mengklasifikasi,
misalnya gagasan objek-objek;
6.
Memutuskan,
misalnya apakah cukup bukti;
7.
Memprediksi
(termasuk membenarkan prediksi);
8.
Berteori;
9.
Memahami
orang lain dan dirinya.
Proses
berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental yang digunakan untuk menemukan
banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah, dan membangkitkan ide atau
gagasan yang baru. Kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia
mampu menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Tetapi semua
jawaban itu harus sesuai dengan masalah dan tepat, selain itu jawabannya harus
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
. (1991). Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka;
Agustine, T. (2009). Pengaruh Penggunaan Strategi
Heuristik terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa.
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNPAS: tidak diterbitkan
Aisyah, T.S. (2008). Penerapan Strategi Konflik Kognitif
dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNPAS: tidak diterbitkan
Badan Standar
Nasional Pendidikan (2006). Panduan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : BNSP;
Izzati, N. (2009), Berpikir Kreatif dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika, Bandung 19 Desember 2009, hal. 49-60
Mahmudi, A. (2008),
Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended
Problem) dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Disampaikan pada Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika yang Diselenggarakan oleh Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 28 Nopember 2008;
Mahmudi, A. (2010),
Mengukur
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah Disajikan pada Konferensi
Nasional Matematika XV, UNIMA Manado, 30 Juni – 3 Juli 2010;
Mulyana, T. (2011), Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif, Jurnal
(Online) http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195101061976031-
/File_24_Kemampuan_Berpikir_Kritis_dan_Kreatif_Matematik.pdf, (5 Nopember
2012);
Siswono, T.Y.E.
(2009), Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Pemecahan Masalah Tipe ”What’s Another Way”. Jurnal (Online)
http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_jurnalpgriyogja.pdf, (12 Desember
2012)
Sumarmo, U. (2012), Bahan Belajar Matakuliah Proses Berpikir
Matematik Program S2 Pendidikan Matematika. STKIP Siliwangi Bandung;
Wardhani,
P.P. (2011), Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematika. http://furahasekai.wordpress.com/2011/10/06/kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-matematika/,
(29 Nopember 2012)
Williawati, L. (2009). Pengaruh Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan Diskursus terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dalam Matematika. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNPAS: tidak
diterbitkan
Comments
Post a Comment